Pelita Air Komersialkan Bandara Pondok Cabe

Bisnis.com,20 Agt 2015, 17:10 WIB
Penulis: Ringkang Gumiwang
Bandara Pondok Cabe. /Pelita Air

Bisnis.com, JAKARTA—Seiring dengan lesunya geliat sektor migas, maskapai Pelita Air Services—anak usaha PT Pertamina (Persero)—berencana mendorong bisnis non inti dengan mengembangkan Bandara Pondok Cabe menjadi bandara umum tipe B.

Presiden Direktur Pelita Air Dani Adriananta mengatakan kebutuhan dana investasi untuk pengembangan bandara sekitar US$5 juta. Rencananya, pengembangan bandara tersebut akan didanai induk perseroan.

“Untuk tahap pertama, kebutuhan dananya sekitarUS$4 juta-US$5 juta, dan proyeknya rampung diperkirakan pada Juli 2016. Sementara groundbreakingnya pada Desember tahun ini, bersamaan dengan HUT Pertamina,” katanya, Kamis (20/08/2015).

Dani mengakui bisnis jasa penerbangan charter saat ini kian sulit seiring dengan anjloknya harga minyak mentah. Apalagi, kontribusi bisnis perseroan selama ini banyak didorong dari sektor usaha migas, yakni 93%.

Oleh karena itu, perlu ada kantong lainnya untuk mendongkrak pendapatan perseroan agar bisa tetap bertahan. Dia menilai komersialisasi bandara milik Pertamina ini sangat potensial menambah pendapatan perseroan.

“Selama ini, Bandara Pondok Cabe hanya digunakan Pelita Air saja. Sayang dong, ini aset segini besarnya, fasilitas juga sangat bagus. Nah, di sisi lain, Bandara Halim dan Bandara Soekarno-Hatta juga sudah overload,” tuturnya.

Apabila bandara seluas 116 hektare sudah dikembangkan, Dani menargetkan sebanyak 500.000-1 juta penumpang akan menggunakan bandara tersebut. Adapun, pesawat yang diperbolehkan untuk penerbangan berjadwal hanya pesawat propeller.

Selain penumpang, Pelita Air juga akan menyediakan fasilitas parkir bagi pesawat maskapai, baik fasilitas apron, hanggar, hingga shelter. Dia optimistis maskapai akan menggunakan fasilitas tersebut mengingat parkir di Bandara Soetta dan Halim Perdanakusuma sudah overload.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini