Bisnis.com, JAKARTA--- Menteri BUMN Rini Soemarno menegaskan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. belum memiliki komitmen apapun terkait penandatanganan letter of intent (LoI) pembelian pesawat Airbus A350.
Rini mengatakan, maskapai penerbangan milik negara itu memang memiliki intensi atau keinginan untuk memesan pesawat Airbus. Keinginan itu disampaikan oleh Garuda karena penggunaan pesawat harus didahului oleh pemesanan beberapa tahun sebelumnya.
"Garuda Indonesia pada saat sekarang mempunya 33 wide body (pesawat badan lebar). Dari 33 wide body itu, 22 di antaranya dalam 5 sampai 10 tahun, lease (skema penggunaan pesawat) akan habis," katanya di Komisi VI DPR, Kamis (20/8/2015) malam.
Dengan demikian, sambung Rini, Garuda Indonesia perlu memikirkan pengganti pesawat tersebut. Pemesanan dapat dilakukan 3 sampai 5 tahun sebelum skema lease tersebut berakhir. Garuda diharapkan dapat masuk daftar tunggu.
"Kita belum ada komitmen apa-apa untuk lease pesawat. Dengan harapan, mereka mencatat kita untuk masuk ke wait list," kata Rini.
Penjelasan Rini disampaikan setelah Ketua Komisi VI Hafisz Thohir bertanya soal isu mengenai Garuda Indonesia. Hafisz ingin mendengar penjelasan langsung dari Menteri BUMN selaku kuasa pemegang saham Garuda Indonesia.
Isu itu sendiri bermula dari pernyataan Rizal Ramli yang baru saja menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman menggantikan Indroyono Soesilo dalam perombakan kabinet pada pertengahan Agustus 2015.
"Saya sempat ditanya oleh kolega, kenapa saya jawab nyolot [terkait isu pembelian pesawat itu]. Saya jawab, saya tidak nyolot. Saya bilang BUMN itu di bawah Menko Perekonomian, bukan Menko Maritim," kata Rini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel