Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah multifinance menurunkan nilai emisi surat utang untuk kebutuhan pendanaan pembiayaan semester II/2015 dipengaruhi berbagai sentimen ekonomi.
Iman Pribadi, Direktur Utama PT Al Ijarah Indonesia Finance (Alif Cicilan Syariah) mengatakan penguatan dolar AS dan kondisi perlambatan ekonomi membuat pihaknya menyesuaikan nilai emisi medium term notes (MTN).
“Kondisi saat ini dan currency risk membuat investor MTN yang kebanyakan dari luar negeri meminta rate lebih tinggi, tentu akan menambah cost sehingga kami akan turunkan,” katanya, seperti dikutip Bisnis, (21/8/2015).
Iman mengatakan nilai emisi MTN akan diturunkan menjadi Rp100 miliar dari rencana sebelumnya Rp150 miliar. Adapun, rencana penerbitan itu akan dilakukan bulan depan.
“Kemungkinan hampir seluruh multifinance yang akan menerbitkan MTN dan obligasi akan merasa berat dengan kondisi ini,” katanya.
Kendati nilai emisi turun, Iman mengatakan kebutuhan pendanaan perseroan tetap sesuai target yaitu Rp1 triliun. Pendanaan MTN ditujukan untuk pembiayaan multiguna dan UMKM Alif yang belum bisa di-cover bank.
Selama ini, mayoritas pendanaan Alif masih berasal dari bank. Meskipun pendanaan MTN diturunkan, dia tetap menargetkan portofolio multiguna dan UMKM mencapai 10% dari total pembiayaan Alif.
I Made Dewa Susila, Direktur Keuangan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. mengatakan realisasi penerbitan obligasi berkelanjutan III tahap I memang lebih rendah dari limit yang ditargetkan.
Nilai obligasi dan sukuk yang diterbitkan pada Juni lalu itu mencapai Rp1,5 triliun atau lebih rendah dari target awal Rp2 triliun.
Kendati demikian, dia mengatakan faktor yang mempengaruhi penurunan emisi itu lebih disebabkan oleh permintaan kebutuhan dana dan ekspektasi kupon obligasi di pasar saat ini.
“Kalau untuk sentimen dolar AS, tidak terlalu ya karena kami menerbitkan local bond. Kecuali pinjaman luar negeri,” katanya kepada Bisnis.
Made mengatakan, pihaknya tengah menawarkan penerbitan obligasi berkelanjutan III tahap II sebesar Rp1,5 triliun dan diperkirakan akan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada akhir Agustus ini.
Pendanaan obligasi akan digunakan sebagai modal kerja pembiayaan sepanjang semester II/2015. Sampai semester I/2015, pembiayaan baru Adira Finance mencapai Rp15 triliun.
Pihaknya telah merevisi target pembiayaan tahun ini dari Rp35,1 triliun menjadi Rp30-32 triliun dengan pertimbangan penurunan penjualan kendaraan bermotor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel