Ini Penjelasan Lengkap Mengapa Pasar Saham Global Begitu Bergejolak

Bisnis.com,25 Agt 2015, 18:09 WIB
Penulis: Renat Sofie A dan Aprianto C. Nugroho
Pasar keuangan global bergejolak. /

China dengan cepat berkontribusi terhadap gejolak global ini, melalui penurunan tajam pada saham di hari Senin, melanjutkan kejatuhan yang tengah berlangsung - dengan jeda berkala atas intervensi pemerintah - sepanjang musim panas. 

Ekonomi China melambat, penurunan sebesar 38% pada Shanghai Composite Index sejak 12 Juni merupakan angka yang tinggi. Tidak diragukan lagi bahwa negara raksasa ini tengah berjuang atas transisi dari ledakan investasi dan ekspor generasi terakhir terhadap sesuatu yang lebih berkelanjutan.

Namun beberapa fakta membuat permasalahan China ini seakan tidak cukup memberikan penjelasan yang memuaskan atas gejolak yang terjadi di seluruh dunia. Pertumbuhan pasar saham China telah meningkat tajam selama setahun terakhir seiring dengan jutaan masyarakat kelas menengah China yang memutuskan untuk berinvestasi. Bahkan setelah penurunan tajam pada musim panas ini, Shanghai Index turun di bawah 1% selama tahun berjalan dan masih lebih tinggi sebesar 43% dibandingkan tahun lalu.

Kemungkinan ada alasan yang lebih kompleks mengapa penurunan tajam di pasar China mengakibatkan gelombang yang lebih besar di perekonomian global dibandingkan dengan peralihan tajam selama enam bulan sebelumnya. Fakta bahwa pemerintah China turut berperan dalam menentukan langkah yang belumpernah diambil sebelumnya demi menahan penjualan aset di pasar saham, sedikitnya, memberikan kesan keterbatasan kekuatan, bahkan dari pemerintah Cina itu sendiri.

Dengan kata lain, penjualan aset di pasar saham China mungkin tidak membawa banyak permasalahan seperti pada pemisahan. Namun hal tersebut sangat menjelaskan tentang ketidakmampuan para pemimpin China membawa perekonomian negara tersebut menuju perbaikan. Sesuatu yang lebih mengkhawatirkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Setyardi Widodo
Terkini