Bisnis.com, PADANG - "Setiap bulan, kami mengumumkan nama-nama nasabah yang menunggak pembayaran pinjaman melalui pengeras suara di masjid. Kalau tidak bayar juga, periuk nasinya kami sita.”
Demikian disampaikan Adrianus kepada saya, ketika mendatangi kantor “Bank Tani” di Nagari Panampuang, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, soal bagaimana mengatasi rasio pinjaman bermasalah atau (nonperforming loan/NPL) yang kian tinggi.
Ketua Pengurus Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) Panampuang Prima – mereka sebut Bank Tani – itu, menyebutkan pinjaman diberikan tanpa agunan, sehingga sanksi sosial mesti diterapkan.
“Nanti, mereka akan malu sendiri kalau namanya diumumkan di masjid. Karena tidak mau malu, jadinya tidak ada yang menunggak bayar,” katanya, Senin (24/8/2015).
Adrianus mengatakan laporan keuangan LKMA diumumkan di masjib, berikut anggota (nasabah) yang nunggak pembayaran pinjaman. Dengan begitu, nama nasabah yang menunggak akan diketahui oleh masyarakat satu kampung.
Pengurus LKMA juga melakukan sita aset, setelah nama penunggak pinjaman diumumkan. Aset yang disita bukanlah berupa tanah, bangunan, kendaraan, ternak atau harta bergerak lainnya. Tetapi hanya periuk nasi dan peralatan masak.
“Tujuannya hanya untuk menciptakan rasa malu, sehingga mereka tidak akan menunggak pembayaran,” ujarnya.
Dia menuturkan tingkat rasio kredit bermasalah di “Bank Tani” tersebut hanya berkisar 0,05%. Sangat rendah dibandingkan dengan rerata NPL perbankan di Sumatra Barat yang mencapai 6,5% pada semester I tahun ini.
Adapun, pinjaman yang diberikan tidak dalam jumlah besar, yakni dalam kisaran Rp5 juta – Rp15 juta tanpa agunan. Akad yang dibuat oleh pengurus hanya kesepatakan untuk membayar tepat waktu dan sanksi sosial bila telat bayar.
Saat ini, aset LKMA Panampuang Prima sudah mencapai Rp654 juta dengan jumlah anggota 400 orang yang berasal dari kelompok tani setempat.
Anggota tersebut adalah penabung dan peminjam yang sebagian besar juga tercatat sebagai pemegang saham “Bank Tani”. Tahun lalu, sisa hasil usaha (SHU) mencapai Rp52 juta yang dibagikan kepada seluruh anggota dalam bentuk tabungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel