Bisnis.com, JAKARTA: Presiden Joko Widodo berkicau lewat aku Twitter @jokowi menyikapi keadaan nilai tukar rupiah yang anjlok terhadap dolar AS yang kini sudah menembus Rp14.000 per US$1.
Berikut ini kicauan Presiden Jokowi lewat akun @jokowi, Selasa (25/8/2015):
- Pelemahan Rupiah sudah diluar kebiasaan. Kemarin saya ajak dunia usaha bersama pemerintah lakukan terobosan –Jkw
- Ayo bahu membahu atasi pelemahan rupiah dengan cara beli produk lokal –Jkw
Nilai tukar Rp terhadap dolar AS sejak kemarin, (24/8/2015), sudah menembus batas psikologi baru yakni Rp14.000 per US$1. Indeks harga saham gabungan (IHSG) juga merosot tajam selama beberapa bulan terakhir meski hari ini sedikit menguat.
Kondisi perekonomian Indonesia yang ditandai dengan melemahnya nilai tukar rupiah dan IHSG juga mendapatkan perhatian dari Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono dan mantan menteri di beberapa kabinet, Yusril Ihza Mahendra.
Yusril merasa khawatir dengan kondisi sekarang ini terutama utang luar negeri yang membesar dan nilai rupiah yang semakin melemah terhadap dolar AS.
Kekhawatiran Yusril itu disampaikan melalui kicauan di akun Twitter-nya, @YusrilIhza_Mhd, Senin (24/8/2015). Berikut kicauannya:
- Saya sangat khawatir. Utang LN Pemerintah maupun swasta makin membesar, apalagi yg jatuh tempo Sept Okt ini
- Diatas 13.850 per 1 USD sdh ada bank swasta yg merah, apalagi diatas 14 rb, bisa collaps tanggung cost operasional
- Konglomerat yg utangnya dalam usd jatuh tempo September ini mulai kewalahan karena utang tiba2 membesar karena kurs
- Utang itu menjerat. Kalau sdh berutang susah utk melepaskan diri. Ini dilema negara kita
- Saatnya Pemerintah Presiden Jokowi belajar dari kegagalan Pemerintah Presiden Suharto atasi krisis moneter agar kejadian itu tdk terulang
- Jangan over confident bahwa kita msh punya banyak amunisi untuk mengantisipadi ancaman krisis moneter dan ekonomi
- Cadangan devisa kita tdk terlalu besar untuk mampu intervensi makin melemahnya nilai tukar rupiah
- Utang LN Pemerintah dan swasta dlm USD yg jatuh temo akhir thn ini pasti membengkak. Ini menyedot devisa
- Penerimaan APBN terutama dari pajak dan pertambangan jauh dari memenuhi target. Kita dlm kesulitan yg besar
- Ekspor andalan kita juga anjlok karena situasi ekonomi di China dan melemahnya permintaan dari negara2 tujuan ekspor
- Dengan cara apa atasi kesulitan ini? Tambah utang baru ke Bank Dunia, ADB dll? Ini justru akan memperparah keadaan
- Saya mendoakan Pemerintah Presiden Jokowi punya jurus2 sakti atasi ancaman krisis ini. Sekian
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel