Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menyatakan stabilitas nilai tukar mata uang rupiah dilakukan dengan cara menjaga pergerakan kurs rupiah agar tetap searah dengan mitra dagang. Bank sentral tidak mendorong rupiah langsung menguat karena pertaruhannya cadangan devisa yang bakal terkuras.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Doddy Zulverdi mengatakan bank sentral berperan memperbaiki fundamental ekonomi khususnya terkait neraca transaksi berjalan.
Sepanjang neraca transaksi berjalan masih defisit, lanjutnya, maka tekanan depresiasi nilai tukar akan terus terjadi.
"Kecuali ada investor yang berbaik hati mau memberikan dananya dalam bentuk valas untuk beli instrumen utang kita termasuk saham di pasar modal," ujarnya di Jakarta, Rabu (26/8/2015) malam.
Bank Indonesia, lanjutnya, memiliki peran menjaga pergerakan nilai tukar ini searah dengan negara mitra dagang.
Namun, sedapat mungkin pergerakan tersebut tidak fluktuatif bergeraknya supaya tidak terjadi ketidakpastian yang berlebihan.
Dia menuturkan menjaga pergerakan nilai tukar rupiah searah dengan negara lain ini penting ini karena apabila kurs rupiah tidak bergerak tetapi nilai tukar negara lain sebagai mitra dagang memiliki tekanan yang besar maka akan berimbas pada daya saing Indonesia.
"Kenapa harus searah, kalau nilai tukar kita anteng saja kita jaga, sementara nilai tukar negara mitra dagang kita besar tekanannya. Malaysia mata uangnya sudah melemah 19%, Brazil sudah 20%, Thailand 13%-14%, Korea juga sudah melemah 9%-10%. Bisa dibayangkan barang ekspor dan impor daya saingnya berkurang," tutur Doddy.
Oleh karena itu, dalam menjaga nilai tukar rupiah yang searah ini dilakukan tidak terlalu cepat pergerakannya agar tidak menimbulkan kepanikan pasar.
"Makanya kami lakukan intervensi. Jangan heran, ketika kami lakukan intervensi, kenapa efeknya tidak menguat, karena tujuannya memang tidak seperti itu. Kalau kita menguat, mungkin cadangan devisa yang ada sekarang, satu dua bulan habis, maksimal setahun bisa habis, karena yang harus ditutupi dari defisit luar negeri itu luar biasa banyak," terangnya.
Bank Indonesia menilai kondisi nilai tukar rupiah saat ini berada di bawah fundamentalnya atau undervalued dan overshoot.
"Dalam narasi kebijakan BI jaga nilai tukar rupiah agar stabil sesuai dengan nlai fundamental. Fundamental itu angka dinamis dengan kondisi ekonomi global dan domestik yang berkembang. Kami punya hitung-hitungannya," kata Doddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel