EDUKASI DUIT: Jalur dan Alur Mengalirnya Uang

Bisnis.com,27 Agt 2015, 07:03 WIB
Penulis: Goenardjoadi Goenawan
Goenardjoadi Goenawan. / Bisnis

Secara logika tidak mungkin bank salah transfer bukan? Jadi daripada Anda fokus uang Rp2 miliar berapa nol nya lebih baik seandainya itupun ditransfer dari siapa? Jadi uang bukanlah tuyul, tahayul tetapi "mbak yul."  Siapakah mbak yul tersebut.  Itulah misterinya. 


Dari pagi saya lihat HP ada miss call. Saya telepon kembali
"Dari mana ya Pak? Oh saya lagi cari rumah sekitar Rp5 miliar."

Memang di kompleks saya sedang diiklankan di TV setiap hari  "cluster terbaru persembahan terbaru untuk anda".  Rupanya satpam ditanya siapa pemilik rumah, tahunya nomor HP saya.

Siang sedikit ada miss call. Rupanya tetangga punya dua unit rumah di kompleks. Langsung saya tanya, "Rumah Bapak ada 2 unit apakah ada yang mau dijual?"
"Oh iya saya juga punya tanah 100 ha di sana di sini. Ada rumah juga di Bogor dengan tanah 3,5 ha nanti saya SMS ya. Tolong dibantu jual ya, Pak"

Dulu kita menganggap orang kaya seperti raket nyamuk, "kita dekati dia nyetrum".  Tidak benar.  Sesungguhnya setiap hari 80% di antara orang kaya mereka ada yang butuh investor dan ada yang butuh investasi.  Kalaupun dulu kita ketemu persepsi raket nyamuk itu hanyalah salah persepsi saja, mungkin kita kurang tinggi melihatnya. Seperti anggapan seorang gadis yang baru diputusin lelaki, "memang lelaki jahanam."

Saya jadi ingat Iklan "Connecting people." Rupanya setiap hari ada orang butuh beli dan ada yang butuh jual. Kita Bantu mereka.

***
Sering kita merenung mengapa rahasia uang ditutup rapat rapat sehingga misteri yang paling sulit ditembus adalah dimana kita mencari uang?

Secara fundamental uang dan seluruh isi muka bumi dilakukan pertukaran.   Daripada kita ingin memecahkan misteri gunung penyimpanan harta karun mafia di Amerika selatan lebih baik kita Fokus pada hal-hal non uang yang bernilai lebih daripada uang.

Logikanya begini.  Mengapa penjualan Mobil dijaga oleh gadis cantik? Karena mereka tahu imajinasi sebuah Mobil bukan berapa rodanya berapa mesinnya tapi dengan Siapa dia menikmati mobilnya.  Jadi imajinasi diangkat setinggi mungkin supaya Mobil ditukar dengan segepok uang Rp2 miliar.

Daripada penjual Mobil memikirkan bagaimana transfer uang Rp2 miliar kalau transaksi ATM dibatasi Rp25 juta per hari butuh 3 bulan transfer membeli Mobil. Sales Mobil tidak ambil pusing lebih baik dia memikirkan gadis impian yang datang di setiap mimpi orang kaya.

Apabila kita berpikir ala sales mobil, apakah kiranya hal-hal yang penting setara dengan uang segepok Rp2 miliar? Apakah mungkin hal-hal berkaitan dengan kekuasaan.  Atau kesetiaan.  Hal-hal misteri hidup yang lebih bernilai daripada uang.  Kejujuran. Makna hidup. Hubungan ayah dan Anak. 

Coba kalau disurvei, mana yang lebih bernilai, uang segepok transfer ATM 100 hari ataukah anak yang berbakti kepada orang tua.  Apakah kesetiaan bisa bernilai lebih dari segalanya?

***
Secara fundamental dunia mencukupi seluruh penduduk bukan.  Ladang jagung begitu besar.  Panen tomat saja bertumpuk-tumpuk.  Secara fundamental rejeki dunia berlimpah.

Kita memiliki 2 pilihan hidup:
1. Secara kehendak diri sendiri
2. Melalui kehendak orang lain

Bila kita yakin rejeki berlimpah berarti secara logika jalan hidup lebih mudah melalui kehendak orang lain.  Oleh karena itu pelajaran hidup yang terpenting daripada anda pusing memikirkan tagihan kartu kredit atau cicilan KPR dan gaji salary no up up lebih baik anda belajar mengamati ilmu relationship.

Jawaban inilah rahasia rejeki hidup:
Bagaimana kesan SMS dan whatsapp yang masuk HP anda?
Apakah anda mendapatkan window of opportunity masuk dari HP anda?
Apakah relasi anda datang mendekati anda ataukah anda mencari-cari orang?
Bagaimana sikap anda mendengar permasalahan orang lain yang datang kepada anda?
Apakah magnet anda mengundang orang lain atau menggebahnya?

Penulis:
Goenardjoadi Goenawan
Penulis 10 buku buku manajemen
Trainer dan konsultan mengenai membuka paradigma baru tentang uang
goenardjoadi @ gmail.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Setyardi Widodo
Terkini