NILAI TUKAR RUPIAH: Indonesia Bergantung pada China dan Amerika

Bisnis.com,28 Agt 2015, 18:58 WIB
Penulis: Abdalah Gifar
Kasir Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menghitung uang rupiah. /Bisnis.com

Bisnis.com, BANDUNG—Kepastian ekonomi ke depan serta implikasinya terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar dinilai masih akan sangat dipengaruhi faktor devaluasi mata uang Yuan China dan masih menunggunya keputusan nilai suku bunga Amerika oleh The Fed.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hendar tidak sepenuhnya dapat menjamin depresiasi nilai mata uang rupiah dapat teredam dalam waktu ke depan.

“Jadi saya kira penyesuaian ini sesuatu yang tidak bisa dihindarkan. Yang paling penting bagi Bank Indonesia adalah menjaga rupiah. Kalaupun melemah, itu terjadi secara smooth, saya kira keseimbangan baru nanti akan terjadi juga,” katanya saat ditemui setelah menjadi pembicara dalam program BI Mengajar di salah satu SMA di Bandung, Jumat (28/8/2015).

Dia melanjutkan BI masih melihat adanya harapan yang ditandai dengan adanya sedikit perbaikan nilai mata uang rupiah. “Sudah mulai membaik meskipun tantangan dari luar ini masih cukup banyak.”

Terkait belum keluarnya keputusan The Fed, Hendar menilai ketidakpastian tersebut akan semakin memperpanjang ketidakpastian ekonomi global. Oleh karenanya, dia memandang apapun keputusannya nanti, hal itu perlu dipercepat.

“Pelemahan ini memang lebih karena faktor global. Kalau China membaik, improvement bisa dicapai. Harus kita lihat juga Amerika dan The Fed-nya. Kita lihat saja. Sekarang ditunda tetapi uncertainty jadi semakin tinggi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini