PERLEMAHAN RUPIAH: OJK Pastikan Bank Devisa Tak Ambil Untung

Bisnis.com,31 Agt 2015, 19:43 WIB
Penulis: Annisa Sulistyo Rini
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan bank-bank devisa yang aktif di transaksi valuta asing tidak mengambil keuntungan dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan OJK Irwan Lubis mengatakan pihaknya telah melakukan supervision action terhadap 15 bank devisa yang dinilai aktif bertransaksi valas sejak Maret 2015.

"Kalau transaksi yang sifatnya spekulatif tidak ada. Bank tidak mengambil posisi [ambil untung], kami jamin karena kita tempatkan orang di bank untuk mengawasi," ujarnya di Jakarta.

Irwan menjelaskan bank-bank devisa yang diawasi melakukan transaksi valas secara normal dan hanya untuk melayani nasabah, terutama bank-bank devisa yang masuk kategori kantor cabang bank asing (KCBA).

Karena bank-bank devisa hanya melayani transaksi valas untuk melayani nasabah, dirinya menyebut posisi devisa netto bank-bank tersebut di bawah 10%.

Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Nelson Tampubolon menuturkan pengawasan yang dilakukan oleh pihak otoritas ini bertujuan untuk memastikan bahwa bank-bank devisa yang aktif dalam transaksi valas tidak memanfaatkan kondisi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS untuk mencari keuntungan.

Nelson menjelaskan OJK hanya mengawasi 15 bank dari sekitar 54 bank devisa kendati pada awalnya pihaknya ingin mengawasi seluruh bank devisa.

"Tetapi, untuk efisiennya, kami ambil sampel 15 bank yang kami anggap sudah cukup merepresentasikan keseluruhan kegiatan valas perbankan," katanya.

Selain OJK, Bank Indonesia juga berencana melakukan pengawasan terhadap rekning atau akun valas suatu bank yang terdapat di bank koresponden yang berada di luar negeri atau rekening nostro.

Deputi Gubernur BI Ronald Waas mengatakan hal ini dilakukan oleh BI karena perilaku bank-bank dalam bertransaksi valas menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi nilai tukar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bastanul Siregar
Terkini