Ringgit Malaysia Terjungkal, Rupiah di Pasar Spot Sentuh Rp14.113/US$

Bisnis.com, JAKARTA - Kurs rupiah di pasar spot menyentuh level paling lemah Rp14.113 per dolar Amerika Serikat dan ditutup melemah 0,22% ke level Rp14.098/US$. Tetapi, posisi rupiah masih lebih baik ketimbang ringgit Malaysia yang kian terjungkal.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan hari ini, Selasa (1/9/2015), kurs rupiah melemah 31 poin dari penutupan sehari sebelumnya Rp14.067/US$. Sepanjang hari ini, rupiah bergerak pada level terkuat Rp14.028/US$ dan terlemah Rp14.113/US$.

Selama sebulan terakhir, rupiah telah terdepresiasi 4,1% dan sejak awal tahun terkoreksi 12,12%. Posisi rupiah masih di urutan kedua di bawah ringgit Malaysia yang menempati posisi mata uang terdepresiasi paling dalam.

Ringgit Malaysia telah terkoreksi 16,02% sejak awal tahun ini dan terdepresiasi 7,51% selama sebulan terakhir. Hari ini, ringgit Malaysia menguat 0,67% ke level 4,16 ringgit per dolar AS.

Dua mata uang Asia yang terbilang positif sejak awal tahun adalah Yen Jepang dan Dolar Hong Kong. Yen Jepang terapresiasi 0,06% year-to-date dan dolar Hong Kong naik 0,09%.

Pada saat yang sama, kurs tengah Bank Indonesia ditetapkan melemah di level Rp14.081/US$ dari sehari sebelumnya Rp14.027/US$.  Sedangkan, kurs jual BI ditetapkan Rp14.151/US$ dengan kurs beli Rp14.011/US$.

Adapun, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) juga melemah menjadi Rp14.081/US$ dari awal pekan Rp14.027/US$.

Cadangan devisa per akhir Juli 2015 mencapai US$107,55 miliar. Cadev tersebut dapat membiayai 7 bulan impor atau 6,8 bulan impor ditambah dengan pembayaran utang luar negeri.

Berikut kurs rupiah di pasar spot:

Sumber Bloomberg, diolah.

Berikut kurs Jisdor Bank Indonesia:

Sumber Bank Indonesia, diolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel