Ekspor Mebel, Indonesia Waspadai China dan Vietnam

Bisnis.com,03 Sep 2015, 08:38 WIB
Penulis: Tegar Arief
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA -- Pelemahan nilai tukar rupiah membawa angin segar bagi pengusaha mebel dan kerajinan Indonesia. Pasalnya momentum ini bisa dijadikan peluang untuk menggenjot ekspor.

Namun Wakil Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Rudy T. Luwia menilai, ekspor produk kayu tetap bisa dilakukan namun kenaikannya tidak akan cukup signifikan.

Menurutnya, kendati Indonesia berpeluang meningkatkan nilai ekspor akibat pelemahan nilai tukar rupiah namun China dan Vietnam juga melakukan hal yang sama, yakni dengan melakukan devaluasi mata uang untuk menggenjot nilai ekspor.

"Di internal hambatannya harga bahan baku tinggi, di eksternal hambatannya dua negara itu. Jadi pelemahan rupiah ini tidak serta merta menguntungkan," katanya, Rabu (2/9/2015).

Selain itu, pelaku usaha masih terbebani dengan tingginya harga bahan baku dan bahan penolong. Tingginya harga bahan baku disebabkan karena belum siapnya infrastruktur, terutama di luar Jawa yang berdampak pada meningkatnya biaya distribusi.

"Seperti kayu Akasia, memang di Indonesia ada di Kalimantan. Ongkos angkutnya mahal dan akibatnya membebani biaya produksi. Ini karena masalah infrastruktur," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini