Bisnis.com, JAKARTA—Kalangan bankir telah banyak belajar dari pengalaman krisis masa lalu sehingga sejak dini berupaya melakukan penghematan di berbagai aspek untuk mempertahankan perolehan laba bersih pada akhir tahun nanti.
Presiden Direktur PT Bank Internasional Indonesia Tbk. Taswin Zakaria mengatakan perlambatan ekonomi membuat perusahaan kian ketat memasang sabuk kehati-hatian dalam menyalurkan kredit. Langkah lain, lanjut dia, perusahaan yang akan berganti nama menjadi PT Bank Maybank Indonesia Tbk. ini pun meningkatkan disiplin pricing sejak akhir tahun lalu.
“Kami juga jaga cost, di setiap lini usaha dan divisi, kami jaga ketat cost,” jelas Taswin di Jakarta, belum lama ini.
Langkah tersebut, dilakukan emiten berkode saham BNII ini untuk menjaga perolehan laba pada akhir tahun nanti. Hasilnya, kata Taswin, meski pertumbuhan pinjaman perusahaan tumbuh melambat, tapi kenaikan pendapatan masih sesuai target.
“Dan ditambah dengan disiplin menjaga komponen bunga sehingga menjaga NIM [net interest margin],” ujar Taswin.
Kendati demikian, Taswin menuturkan hingga akhir tahun nanti, perusahaan belum akan menggelar tawaran pensiun dini bagi karyawannya untuk meningkatkan efisiensi.
Dari laporan keuangan publikasinya, hingga pertengahan tahun ini, BII mencatatkan penyaluran kredit senilai Rp108,5 triliun atau tumbuh 2,02% secara year to date (y-t-d) dari Rp106,3 triliun pada Desember 2014. Kemudian, non-performing loan (NPL) gross perusahaan pada Juni 2015 tercatat sebesar 3,48% atau naik 80 basis poin (bps) dari 2,68% di bulan yang sama tahun lalu.
Kinerja BII sampai Juni 2015 tersebut menyumbang perolehan laba bersih senilai Rp388 miliar atau naik 13,9% secara tahunan (y-o-y). Peningkatan tersebut ditopang kenaikan pendapatan bunga bersih yang juga disumbang tumbuhnya margin bunga bersih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel