Bisnis.com, JAKARTA—Bank pelat merah bakal banyak menghemat jika rencana integrasi mesin anjungan tunai mandiri terealisasi. Apa saja penghematan yang bisa diraup?
Direktur Funding dan Distribution PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Sis Apik Wijayanto mengungkapkan saat ini keempat bank anggota Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) tengah membahas rencana integrasi mesin anjungan tunai mandiri (ATM).
Jika proyek integrasi ini rampung, sebut Sis, maka tahun depan keempat bank pelat merah bisa mulai melakukan relokasi mesin ATM. Tujuannya, agar dalam satu lokasi tak perlu ada empat mesin ATM melainkan hanya satu atau dua mesin.
Dengan integrasi ini, Sis juga menuturkan biaya capital expenditure (capex) yang digelontorkan untuk ATM bakal jauh berkurang. Pasalnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., dan BTN tak lagi perlu menggelontorkan dana untuk pengadaan mesin ATM.
“Pasti capex akan berkurang karena tinggal relokasi saja dan untuk biaya switching,” tutur Sis di Jakarta, Rabu (2/9/2015).
Untuk masalah besaran tarif yang bakal dikenakan pada nasabah, kata Sis, hingga kini belum dibicarakan. “Nanti akan menyusul.”
Namun, Sis memastikan nantinya anak usaha anggota Himbara bisa mengakses fasilitas ATM integrasi tersebut.
Sebelumnya, Menteri BUMN Rini Soemarno mengharapkan anggota Himbara bisa segera merealisasikan berbagai sinergi untuk memperluas ekosistem transaksi non-tunai. Pada akhir bulan lalu, keempat entitas bank pelat merah tersebut telah menggelar sinergi penggunaan kartu elektronik Himbara untuk pembayaran jasa jalan tol milik PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin juga sempat menuturkan dengan adanya integrasi ATM bank pelat merah menjadi embrio awal terbentuknya prinsipal lokal. Pembentukan entitas tersebut, kata dia, sebagai upaya antisipasi jika prinsipal asing yang selama ini berlaku di Indonesia memutuskan untuk berhenti beroperasi di negara ini.
“Infrastruktur [prinsipal lokal] melalui switching ATM, ini langkah pertama menuju ke sana. Saya rasa satu hingga dua tahun bisa direalisasikan,” ujar Budi.
Adapun, data resmi masing-masing korporasi menunjukkan hingga Juni 2015, keempat bank pelat merah tersebut telah memiliki 54.234 mesin ATM dengan rincian sebanyak 21.215 mesin milik BRI, 17.032 mesin milik Bank Mandiri, 14.157 unit milik BNI, dan 1.830 unit milik BTN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel