IHSG Sepekan: Investor Tahan Diri

Bisnis.com,04 Sep 2015, 18:05 WIB
Penulis: Riendy Astria
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat dari kaca mata karyawan saat di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Selasa (18/8). /Bisnis Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA— Sepanjang sepekan ini, nilai transaksi harian cenderung rendah. Investor dinilai menahan diri melakukan aksi beli dan jual lantaran menunggu pertemuan federal open market comitte (FOMC) yang akan dilangsungkan dalam waktu dekat.

Pada Jumat (4/9), indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi di tengah pelemahan bursa global. Indeks turun sebesar 0,4% ke 4.415 setelah bergerak di antara 4.407-4.433.

Adapun, investor membukukan transaksi senilai Rp4,12 triliun, terdiri dari transaksi reguler Rp2,65 triliun dan transaksi negosiasi Rp1,46 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) sebesar Rp109,8 miliar. Sementara, berdasarkan rekapitulasi Bursa Efek Indonesia (BEI), asing lakukan aksi jual sekitar Rp58,6 miliar.

Bila diperhatikan, nilai transaksi harian di BEI sepanjang pekan ini relatif lebih rendah. Pada 1 September, nilai transaksi harian hanya sekitar Rp3,88 triliun. Kemudian, pada 2 September dan 3 September, nilai transaksi harian masing-masing tercatat Rp4,67 triliun dan Rp3,60 triliun.

Padahal, bila dibandingkan dengan pekan lalu, nilai transaksi harian pekan lalu relatif lebih tinggi. Sejak 24 Agustus hingga 28 Agustus, nilai transaksi harian berkisar antara Rp5,7 triliun hingga Rp7,5 triliun.

Satrio Utomo, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia mengatakan investor memilih wait and see menjelang pertemuan FOMC yang akan dilakukan dalam waktu dekat. “Pasar cenderung menahan. Kalau investor lokal, sudah masuk sebenarnya, cuma yang asing masih dalam posisi wait and see,” kata Satrio saat dihubungi Bisnis, Jumat (4/9).

Bukan hanya pasar saham Indonesia, pasar regional juga masih menunggu hasil pertemuan The Fed tersebut. Selain itu, sepinya transaksi juga ada pengaruh dari bursa China yang sedang libur. “Apabila terjadi net sell juga, itupun tidak akan agresif,” tambahnya.

Dia menilai, ke depan belum ada sentimen positif yang bisa mendorong kenaikan IHSG dan transaksi besar-besaran investor. Saat inii, hanya sentimen dari The Fed yang dinanti-nanti. “Kalau dari dalam negeri, neraca perdagangan belum ada, masih pertengahan bulan. Saat ini, orang mau optimistis juga susah, dari regional belum jelas, belum begitu bagus.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bastanul Siregar
Terkini