Pemprov Sumut Rekomendasikan Nias Masuk Kawasan Strategis Nasional

Bisnis.com,04 Sep 2015, 20:57 WIB
Penulis: Febrany D. A. Putri
Lompat Batu Nias./JIBI

Bisnis.com, MEDAN -- Pemerintah Provinsi Sumatra Utara merekomendasikan dan tengah menyiapkan Nias untuk menjadi salah satu kawasan strategis nasional. Adapun, Nias akan dikembangkan menjadi tujuan wisata, bekerja sama dengan salah satu negara kepulauan di Afrika yakni Seychelles.

Plt Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi menyebutkan, sebagai langkah awal pihaknya akan merangkul pemda lima kabupaten/kota.

Saat ini beberapa KSN yang ada di Sumut di antaranya Kawasan Strategis Mebidangro (Medan-Binjai-Deliserdang-Karo), Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke, Kawasan industri Kuala Tanjung dan Kawasan Strategis Danau Toba.

"Pemprov Sumut bersama pemkab dan pemko di sekitar Nias telah sepakat, dalam waktu dekat membentuk lembaga pengembangan Kepulauan Nias. Ini sekaligus menjadi payung hukum untuk lembaga yang akan membantu membangun pariwisata di Nias," ucap Erry, Jumat (4/9/2015).

Lebih lanjut, Erry menjelaskan, ide pengembangan Nias menjadi salah satu destinasi wisata internasional berasal dari nota kesepahaman pada November 2013 antara Duta Besar Seychelles untuk Indonesia dan Asia Tenggara Nico Barito.

"Nico telah berkali-kali datang ke Nias sejak 2013, membawa tim untuk menyusun blueprint pengembangan wisata Nias yang melibatkan pemda setempat. Penyusunan ini dibiayai oleh Seychelles," tambahnya.

Nico mengatakan, Seychelles memiliki karakteristik serupa degan Nias. Dia memaparkan Nias adalah pulau terluar wilayah Barat dan nyambung pulau-pulau lain di lautan India termasuk Seychelles.

"Seychelles sendiri meski kecil, adalah destinasi wisata dunia dengan jumlah wisatawan 500.000 per tahun dan tingat pengeluaran mencapai US$2.000 per harinya. Nias tidak kalah indah dan dapat mencontoh keberhasilan Seychelles yang merupakan sama-sama kepulauan agar berhasil menjadi salah satu destinasi dunia," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini