Bisnis.com, JAKARTA - Ketika bank-bank gencar membidik simpanan murah (current account saving account/CASA) untuk mengurangi beban biaya dana, porsi tabungan di beberapa bank justru tergerus.
SVP Consumer Deposits Group PT Bank Mandiri Tbk. Setiyo Wibowo menuturkan setelah Idulfitri, nominal tabungan di perseroan ada penurunan. Kendati demikian, menurutnya, ini adalah siklus yang normal terjadi.
"Biasanya tabungan meningkat menjelang Lebaran karena masyarakat menerima tunjangan hari raya (THR) dan tidak semuanya dihabiskan, ada yang ditabung. Setelah itu, gaji mereka normal kembali sehingga ada penurunan," katanya kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.
Setiyo menyebutkan tabungan akan meningkat kembali mulai Oktober hingga mencapai puncaknya pada Desember karena beberapa pegawai menerima kembali tunjangan hari raya untuk Natal.
Dirinya menyebutkan, perseroan akan terus menjaga porsi CASA supaya lebih besar dibandingkan porsi deposito untuk menjaga margin bunga tidak mengalami penurunan.
Per Juni 2015 nilai tabungan rupiah dan valuta asing yang ada di emiten berkode saham BMRI ini tercatat senilai Rp209,2 triliun atau meningkat dari semester I tahun lalu yang senilai Rp202,8 triliun.
Senada, Direktur Kepatuhan PT Bank Yudha Bhakti Tbk. Iim Wardiman menuturkan nominal tabungan perseroan mengalami penurunan sebesar 12% pada Agustus 2015 dibandingkan bulan sebelumnya.
"Tabungan di tempat kami fluktuatif, dari Juli ke Agustus ada penurunan sekitar 12%. Kemungkinan di Agustus banyak yang narik untuk keperluan biaya sekolah dan lain-lain," ucapnya.
Perseroan, lanjut Iim, mulai mengerem penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), terutama simpanan mahal atau deposito.
Hal ini dilakukan supaya bank tidak terlalu menanggung biaya bunga yang besar, sedangkan permintaan kredit hingga saat ini masih slow down seiring perlambatan ekonomi.
Berdasarkan laporan keuangan penyaluran kredit perseroan hingga Juni 2015 tercatat senilai Rp2,31 triliun atau meningkat sebesar 15,15% secara year to date dibandingkan akhir tahun lalu yang senilai Rp2 triliun.
Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perseroan tercatat senilai Rp2,66 triliun yang terdiri dari simpanan berjangka Rp2,33 triliun, tabungan senilai Rp171,34 miliar dan giro senilai Rp156,99 miliar.
Sementara itu, berdasarkan Analisis Uang Beredar (M2) Bank Indonesia, per Juli 2015 tercatat DPK industri perbankan meningkat 13,8% secara tahunan, atau lebih tinggi dibandingkan Juni 2015 yang tumbuh 13,2% year on year.
Peningkatan ini didukung oleh naiknya pertumbuhan simpanan dalam bentuk giro yang tumbuh 28,5% (y-o-y) menjadi senilai Rp960,4 triliun.
Angka pertumbuhan ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 17% secara tahunan.
Di sisi lain, simpanan tabungan mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,7% (y-o-y) atau turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 4,6% secara tahunan menjadi senilai Rp1.260,8 triliun.
Pertumbuhan simpanan berjangka atau deposito juga menurun dari 17,2% menjadi 14,4% secara tahunan senilai Rp1.966,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel