KADI Selidiki Sunset Review Dumping Produk Baja Lima Negara

Bisnis.com,08 Sep 2015, 22:02 WIB
Penulis: Muhammad Avisena
Ilustrasi/precioussteel.com.ph

Bisnis.com, JAKARTA - Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) memulai penyelidikan sunset review(CRC/S) dari lima negara.

Ketua KADI Ernawati menyebutkan, penyelidikansunset reviewtersebut dimulai pada Jumat lalu (4/9/2015) berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 224/PMK.011/2014. Sementara negara asal produk impor yang dimaksud adalah Jepang, Korea, China, Vietnam, dan Taiwan.

"Penyelidikan dilakukan berkenaan dengan permohonan peninjauan kembali (sunset review) pengenaan BMAD yang diajukan oleh PT Krakatau Steel (Persero), Tbk.," kata Ernawati di Jakarta, Selasa (8/9/2015).

Produk yang termasuk dalam penyelidikan ini yaitu barang imporcold rolled coil/sheet(CRC/S) dengan nomor pos tarif 7209.16.00.10, 7209.17.00.10, 7209.18.99.00, 7209.26.00.10, 7209.27.00.10, 7209.28.90.00, 7209.90.90.00, 7211.23.90.90, 7211.29.90.00, dan 7211.90.10.00.

Ernawati mengatakan, penyelidikansunset review atas produk impor tersebut dilkaukan setelah melakukan penelitan dan analisis bukti awal.

Adapun, penyelidikan tersebt dilakukan berdasarkan PP No. 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan Imbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan.

Selain itu, Permendag RI No. 76/M-DAG/PER/12/2012 tentang Tata Cara Penyelidikan Dalam Rangka Pengenaan Tindakan Antidumping dan Tindakan Imbalan, dan Permendag RI No. 53/M-DAG/PER/9/2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan juga menjadi landasan penyelidikan tersebut.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, impor CRC/S Indonesia pada 2012 mencapai 937.252 metrik ton dan mengalami penurunan menjadi 688.039 metrik ton pada 2013, dan kembali turun pada 2014 menjadi sebesar 404.107 metrik ton.

Adapun, impor dari kelima negara yang dikenakan BMAD pada 2014 mencapai 233.609 metrik ton, atau memiliki pangsa pasar sebesar 58% dari total impor CRC/S Indonesia.

Taiwan menjadi pemasok terbesar dengan suplai sebanyak 102.225 metrik ton, diikuti Korea sebesar 100.967 metrik ton, Vietnam sebesar 19.613 metrik ton, Jepang sebesar8.917 metrik ton, serta China sebesar 1.887 metrik ton.

Ernawati mengatakan, informasi terkait dimulainya penyelidikan tersebut sudah disampaikan kepada pihak pihak berkepentingan seperti industri dalam negeri, importir, eksportir/produsen dari lima negara terkena BMAD, serta perwakilan pemerintahan dari lima negara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini