Rizal Ramli Dukung Pembangunan Kilang Pertamina, Storage Dianggap Bukan Prioritas

Bisnis.com,09 Sep 2015, 17:06 WIB
Penulis: Lili Sunardi
Kilang BBM/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA-- Menko Kemaritiman dan Sumberdaya Rizal Ramli mengatakan sangat mendukung pembangunan kilang minyak oleh Pertamina tetapi tidak mendukung pembangunan storage dan pipanisasi bahan bakar minyak (BBM).

Menurut Rizal kepada Bisnis, Rabu (9/9), pembangunan storage dan pipanisasi BBM merupakan pemborosan, karena untuk membangun storage saja membutuhkan investasi sekitar US$2,4 miliar. Dia mengatakan, yang dibutuhkan adalah kilang minyak.

Menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan akan segera menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) terkait percepatan pembangunan kilang. Dengan begitu, Pertamina sudah dapat mempersiapkan pelaksanaan pembangunan kilang baru di dalam negeri.

"Apa yang menjadi keputusan rapat dan arahan Presiden ada lima atau enam poin. Itu sudah langsung saya buatkan suratnya kepada menteri terkait, termasuk kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (9/9/2015).

Sedangkan terkait dengan pembangunan storage atau tangk penyimpanan, kata Pramono, Presiden Jokowi tidak pernah meminta PT Pertamina (Persero) membatalkan rencana pembangunan storage baru.

Pramono menuturkan Presiden juga hanya menginginkan pengaturan pembangunan tangki penyimpanan, agar tidak terus membebankan Pertamina. Artinya, pembangunan tangki penyimpanan dapat dilakukan oleh swasta, atau kerja sama antara pemerintah dengan swasta.

Menurutnya, pihaknya hanya akan menggunakan apa yang telah diputuskan Presiden sebagai acuan dalam melaksanakan program pemerintah. Dirinya pun tidak mengetahui jika ada pembatalan rencana membuat tangki penyimpanan oleh Pertamina.

Sudirman Said, Menteri ESDM, sebelumnya mengatakan Kementerian ESDM sendiri baru mengembangkan dana ketahanan energi yang akan dijadikan kebijakan pemerintah dalam waktu dekat. Hal tersebut dilaksanakan bersamaan dengan upaya meningkatkan cadangan operasional yang dimiliki pelaku industri hilir migas di dalam negeri.

"Cadangan strategis ini tidak semata-mata nenjadi beban Pertamina, tetapi juga beban swasta. Beban investasinya juga tidak hanya ditanggung Pertamina, tetapi dipacu bersama-sama agar cadangan operasional meningkat," ujarnya.

Sudirman sebelumnya mengatakan saat ini cadangan operasional BBM hanya berkisar 18 hari. Dia menargetkan kenaikan cadangan operasional menjadi 30 hari tahun ini.

Menko Kemaritiman Rizal Ramli sebelumnya mengatakan pemerintah menganggap pembangunan tangki penyimpanan bukan sebagai prioritas. Pasalnya, sebagian besar bahan bakar minyak yang digunakan untuk mengisi tangki penyimpanan itu diperoleh melalui impor, sehingga membebankan perusahaan. Karena itu, dia lebih mendukung Pertamina membangun kilang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini