Bisnis.com, JAKARTA– Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan memperkirakan return of investment yang dikelola lembaga itu pada tahun ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu akibat masih volatilnya pasar.
Jefri Hariadi, Direktur Investasi BPJS Ketenagakerjaan mengatakan pihaknya berupaya menjaga return on investment (ROI) di posisi 10%. Persentase itu turun dibandingkan dengan kinerja akhir tahun lalu yang mencatatkan imbal hasil 10,55%.
“Akhir tahun bisa diatas 9%, kami upayakan bisa 10%. Karena situasi ekonomi sekarang ini,” katanya, seperti dikutip Bisnis (10/9/2015).
Jefri mengatakan rasio ROI hingga Juli 2015 masih diatas 10%. Namun, imbal hasil saham berada di kisaran 11% atau turun bila dibandingkan dengan posisi terakhir 14,1%.
Kendati demikian, dia meyakini kondisi pasar akan membaik hingga akhir tahun sehingga posisi ROI masih diharapkan mampu menembus 10%.
Sampai Juni 2015, BPJS Ketenagakerjaan mencatatkan hasil investasi sebesar Rp10,09 triliun atau 50,32% dari target akhir tahun yakni Rp20,07 triliun.
Imbal hasil saham mencatatkan pengembangan tertinggi sebesar 14,11%, diikuti dengan properti 13,08% dan reksa dana 10,33%.
Di sisi lain, total dana investasi mencapai Rp194,93 triliun atau telah mencapai 83,6% dari target akhir sebesar Rp233 triliun sampai akhir semester I/2015.
Adapun, dia mengatakan pihaknya mencatatkan aksi net buy yang lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu. Sampai Juli 2015, dia mengatakan net buy saham diatas Rp10 triliun.
“Porsi sahamnya pasti lebih banyak karena sedang muraha kan. Tapi ternyata murah ini turun lagi, sehingga kami masih wait untuk selanjutnya,” ujarnya.
Saat ini, dia mengatakan penempatan investasi saham mencapai 24% dari total aset, adapun reksa dana mencapai 7%. Sisanya, merupakan investasi pendapatan tetap seperti dalam instrument obligasi dan deposito.
Jefri mengatakan portofolio saham dalam investasi BPJS TK masih bisa ditingkatkan hingga 50%, namun karena situasi pasar modal masih belum menentu pihaknya lebih memilih untuk mempertahankan portofolio saat ini.
“Karena kondisi saat ini, kami akan wait dulu walaupun potensi memperbesar porsi saham masih terbuka,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel