Warga Brasil Harus Bayar Pajak Lebih Banyak

Bisnis.com,11 Sep 2015, 13:09 WIB
Penulis: MG Noviarizal Fernandez
Menteri Keuangan Brasil Joaquim Levy saat memberi keterangan pers di Brasilia (10/9/2015). S&P menurunkan peringkat kredit negeri ini dari level investment grade ke posisi satu level di bawahnya./Reuters-Ueslei Marcelino

Kabar24.com, BRASILIA- Menteri Keuangan Brasil Joaquim Levy mengatakan warganya bisa memmbayar pajak lebih tinggi untuk menyembuhkan transaksi berjalan negara itu sekaligus menciptakan kondisi untuk mempercepat pertumbuhan di masa mendatang.

“Kita memang harus membayar pajak lebih banyak. Jika kita tidak bisa menyelesaikan persoalan ini, dampaknya terhadap GDP bisa sangat membahayakan,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg, Jumat (11/9/2015).

Levy mengatakan, pemerintahan Presiden Dilma Rousseff dan para wakil rakyat saat ini tengah mencari cara untuk mengurangi pengeluaran dan meningkatkan pendapatan untuk menutup defisit anggaran sebelum pembayaran bunga utang tahun depan yang diperkirakan pemerintah akan mencapai 0,5% dari GDP.

Dia mengatakan, tujuan dari langkah yang diambil pemerintah itu adalah untuk menciptakan apa yang disebut jembatan keberlanjutan fiskal guna memenuhi surplus primer yang setara dengan 0,7% dari PDB.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintahan Presiden Dilma Rousseff tengah mempelajari rencana peningkatan pajak bagi warga yang memiliki pendapatan tinggi sebagai salah satu opsi untuk meningkatkan pendapatan dan mempersempit defisit anggaran.

Informasi ini diperoleh Bloomberg dari salah seorang staf tim ekonomi Rousseff yang berpartispasi dalam diskusi tersebut.

Menurutnya, untuk sementara, diskusi itu masih bersifat tertutup.

Dalam proposal rencana yang dilansir Bloomberg, Rabu (9/9), pemerintah Brasil akan membuat penggolongan pajak dengan tingkat 32% hingga 35% untuk masyarakat yang berpendapatan tertinggi.

Tarif pajak penghasilan atas saat ini adalah 27,5% bagi warga yang berpendapatan 4.665 reis atau setara dengan US$1.222 per bulan.

Pemerintah juga tengah mempertimbangkan peningkatan penerimaan pajak dari sektor bahan bakar otomotif, minuman serta rokok.

Pasar keuangan Brasil mengalami penurunan perdagangan pada Kamis (10/9), setelah mendapatkan status junk.

Mata uang real anjlok 2% menjadi 3.858 per dolar AS sekaligus merupakan mata uang yang paling terjungkal dari 31 mata uang yang dilacak Bloomberg.

Sementara itu, indeks saham ibovespa tergelincir 0,7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini