RIGHTS ISSUE: HM Sampoerna Beri Pinjaman PM Finance Rp10 Triliun

Bisnis.com,16 Sep 2015, 02:59 WIB
Penulis: Sukirno
Kantor HM Sampoerna. /HM Sampoerna

Bisnis.com, JAKARTA-- Emiten produsen rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) memberi pinjaman kepada perusahaan afiliasi di Swiss, Philip Morris Finance S.A. senilai maksimum Rp10,18 triliun setara dengan US$818 juta.

Berdasarkan prospektur ringkas yang dirilis perseroan, Rabu (16/9/2015), disebutkan rencana pemberian pinjaman itu dilakukan akibat berlebihnya dana kas HM Sampoerna.

Fasilitas pinjaman kedua itu memiliki jangka waktu 24 bulan setiap penarikan dana. Tenor pinjaman itu mencapai Rp10,18 triliun atau Rp818 juta.

Tidak hanya pemberian fasilitas pinjaman kepada PM Finance, emiten berkode saham HMSP itu juga akan menerima fasilitas pinjaman tahap I dari PM Finance senilai Rp13,49 triliun setara dengan US$1,08 miliar.

Pinjaman tahap I memiliki jangka waktu 24 bulan hingga 1 September 2025. Suku bunga akan disesuaikan dengan suku bunga yang ditawarkan oleh Deutsche Bank, Citibank, dan JP Morgan Chase.

Rencananya, perseroan akan meminta restu dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 18 September 2015.

Per 30 Juni 2015, PM Indonesia menggenggam saham sebesar 98,18% pada HMSP. Sedangkan, PM Indonesia sebagai pemegang saham HMSP dan PM Finance memiliki pemegang saham pengendali yang sama yang sama, yakni Philip Morris International Inc.

Diperkirakan, arus kas perseroan bakal melimpah setelah aski penerbitan saham baru (rights issue). Emiten rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. melakukan aksi rights issue dengan nilai Rp26,7 triliun.

Emiten berkode saham HMSP itu menjadi penerbit terbesar kedua sepanjang sejarah setelah PT Bakrie & Brothers Tbk. Pada 31 Maret 2008 silam, BNBR mencatatkan saham baru hasil rights issue dengan nilai Rp40,12 triliun.

Penawaran umum terbatas (PUT) I dilakukan dengan penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Rights Issue yang ditempuh oleh HM Sampoerna itu ditujukan untuk memenuhi ketentuan porsi saham publik atau free float minimum 7,5%.

Manajamen HMSP menjadi emiten paling getol memenuhi ketentuan pasar modal itu. Tito Sulistio, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), mengatakan pihaknya sudah bertemu dengan manajemen HM Sampoerna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini