Petrokimia Gresik Teken Kredit Senilai Rp1 Triliun

Bisnis.com,18 Sep 2015, 18:38 WIB
Penulis: Muhammad Abdi Amna

Bisnis.com, JAKARTA—PT Petrokimia Gresik menandatangani perjanjian kredit investasi senilai Rp1 triliun untuk proyek Amoniak-Urea II serta plafon kredit senilai Rp307,88 miliar untuk proyek Uprating Instalasi Penjernihan Air Gunungsari.

Tahun ini Petrokimia Gresik membangun proyek Amurea II senilai US$529 juta setara dengan Rp7,51 triliun, di mana 70% pembiayaan atau sebesar Rp5,26 triliun didapatkan melalui pinjaman perbankan, sementara sisanya menggunakan dana internal perusahaan.

Dalam keterangan resmi, Jumat (18/9/2015), perusahaan juga menjelaskan sejak tahun lalu telah memulai proyek Uprating IPA Gunungsari dan pemasangan pipa penyaluran air dari Gunungsari ke Gresik senilai Rp 439,83 miliar.

Sebelumnya, perusahaan juga telah menandatangani perjanjian kredit dengan BNI senilai Rp3 triliun untuk pembangunan Amurea II yang berkapasitas produksi amoniak 660.000 ton per tahun serta urea 570.000 ton per tahun.

Selain itu, pada akhir tahun lalu perusahaan juga telah menjalin perjanjian kredit dengan PT Bank Sumitomo dengan plafon Rp 1,5 triliun untuk proyek yang sama. Dengan demikian, total plafon kredit yang didapat untuk pembangunan proyek mencapai Rp5,5 triliun.

Hidayat Nyakman, Direktur Utama PT Petrokimia Gresik, mengatakan sebagai bagian dari holding PT Pupuk Indonesia (Persero), perusahaan terus meningkatkan kapasitas produksi guna memenuhi kebutuhan pupuk nasional untuk mewujudkan swasembada pangan.

Lebih detail, pabrik amoniak yang dimiliki perusahaan saat ini hanya berkapasitas 445.000 ton per tahun, sementara yang dibutuhkan Petrokimia Gresik mencapai 850.000 ton per tahun. Selain itu, kebutuhan pupuk urea di Jawa Timur berkisar 1.000.000 ton per tahun, sementara kapasitas produksi urea perusahaan hanya 460.000 ton per tahun.

“Sehingga selama ini kekurangan-kekurangan tersebut dipenuhi dari impor. Oleh karena itu, keberadaan pabrik Amurea II menjadi sangat strategis karena perusahaan akan mengurangi ketergantungan impor bahan baku pupuk,” ujar Hidayat.

Selain itu, keberadaan pabrik baru ini akan menghemat biaya pengangkutan impor amoniak dan urea yang mencapai Rp330 miliar per tahun.

Di sisi lain, kapasitas produksi air Petrokimia Gresik saat ini sebesar 2.770 meter kubik per jam, sementara pemakaian mencapai 2.750 meter kubik per jam. Dengan adanya sejumlah pabrik baru, kebutuhan air meningkat menjadi 4.895 meter kubik per jam.

Oleh karena itu, selain mewujudkan ketahanan pangan nasional, keberadaan pabrik baru akan meningkatkan penghematan yang berdampak memperkuat struktur bisnis perusahaan serta meningkatkan daya saing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini