INFO HAJI 2015: Jemaah Diharapkan Mampu Merevolusi Mental

Bisnis.com,19 Sep 2015, 21:11 WIB
Penulis: Bastanul Siregar
Ilustrasi-jemaah calon haji/Antara-M Risyal Hidayat

Bisnis.com, MAKKAH -- Ibadah haji diharapkan mampu merevolusi mental jemaah untuk menjadi lebih baik dibandingan sebelumnya guna menjaga martabat dan kehormatan sebagai seorang haji.

"Begitu pulang harus ada revolusi mental," kata anggota Amirul Hajj dari Dewan Syuro PB NU, Masdar F Masudi, usai memberikan tausiah kepada jemaah, di Makkah, Kamis.

Ia mengatakan salah satu tujuan dan cita-cita tertinggi beribadah ke Tanah Suci saat ini adalah menjadi haji yang mabrur, sehingga ada perbedaan antara yang haji dan bukan haji.

Revolusi akhlak setelah pulang berhaji, menurut dia, penting agar mendapat apresiasi dan pengakuan dari masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.

"Jadi yang dulunya baik, sekarang lebih baik lagi. Dulunya kurang rajin beribadah, menjadi lebih rajin beribadah," ujar Masdar. Selain itu, kata dia, yang dulunya agak pelit menjadi lebih dermawan mengulurkan tangan bagi orang lain yang memerlukan.

Hal itu akan menjadi bentuk keseimbangan kesalehan personal (hablum minallah) dan kesalehan sosial (hablum minna nas).

Lebih jauh ia mengimbau kepada jemaah agar menjaga kesehatan selama berada di Tanah Suci, apalagi saat ini menjelang puncak haji di Arafah yaitu tanggal 23 September 2015.

"Jaga kesehatan itu sangat penting karena akan menjadi penyesalan jika sudah datang dari jauh dan sudah menunggu waktu begitu lama, tapi di sini tidak bisa melakukan aktivitas karena kurang menjaga kesehatan," ujar Mazdar.

Ia juga mengatakanagar jemaah memperbanyak ibadah dengan shalat berjemaah di Tanah Suci, baik di Masjidil Haram maupun di masjid terdekat pemondokan. selain itu, membaca Al-Quran di kamar, dan tidak melakukan hal-hal yang tidak pantas serta dilarang agama.

"Perbanyak ibadah karena kesempatan untuk ikut menjadi jemaah haji itu tidak gampang. Jangan membuang waktu yang tidak ada hubungannya dengan ibadah," katanya lagi.

Sementara untuk wukuf di Arafah, Masdar menilai semua bacaan dan doa apapun baik, termasuk membaca shalawat, istiqfar, dan tahlil.

"Istighfar memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan yang telah dilakukan karena Arafah itu merupakan tempat yang sangat istimewa untuk bermunajat kepada Allah," ujar pengasuh pondok pesantren Al-Bayan, Sukabumi, Jawa Barat itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bastanul Siregar
Terkini