Pengembangan Listrik Tenaga Nuklir di Babel Tunggu Kebijakan RI 1

Bisnis.com,21 Sep 2015, 14:25 WIB
Penulis: Abdalah Gifar
Pengembangan tenaga nuklir di Kepulauan Bangka-Belitung (Babel) tunggu kebijakan pemerintah/Bisnis.com

Bisnis.com, BANDUNG— Percepatan pengembangan listrik tenaga nuklir di Kepulauan Bangka-Belitung (Babel), sebagai langkah antisipasi menghadapi ancaman krisis energi di Tanah Air, dinilai akan sangat bergantung pada keseriusan dan kebijakan pemerintahan Jokowi.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Babel Yan Megawandi menyatakan, berdasarkan penelitian sejumlah pihak, di wilayahnya banyak terdapat unsur thorium yang merupakan bahan reaktor nuklir yang lebih efektif dan efisien dibanding uranium.

“Benar ada dua lokasi [di wilayah] sudah dipersiapkan oleh Batan [Badan Tenaga Nuklir Nasional]. Mau lanjut atau tiarap, keputusannya kami serahkan kepada RI 1,” katanya saat ditemui Bisnis di Jatinangor, Kab.Sumedang, belum lama ini.

Dia menceritakan bagaimana Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) tahun lalu tidak menjawab pertanyaan Kepala Batan ihwal kebijakan energi dari pemerintah.

“Dalam UU tentang Energi itu dimasukkan pasal-pasal yang mengharuskan kita membuat sebuah kebijakan pengelolaan energi jangka panjang. Setidaknya dalam kurun waktu sampai 2019, gimana kebijakannya? Pertanyaan itu terlewat [tak terjawab] oleh Jokowi dan JK [Jusuf Kalla],” tuturnya.

Yan menjelaskan wilayah Babel cukup potensial untuk dilakukan pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) karena para ahli menilai Babel berada di lempengan yang relatif stabil di dalam struktur gempa bumi, tidak ada gunung berapi, dan batuannya berstruktur cukup kuat.

“Karenanya, waktu itu Batan menawarkan kerjasama untuk bagaimana kita menginisiasi sebuah lokasi untuk reaktor PLTN. Saya kira para ahli cukup waras, mengembangkan ini tujuannya untuk kesejahteraan. Hanya saja itu akan kembali pada kebijakan pemerintah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Gita Arwana Cakti
Terkini