SBY Dapat Doktor Causa dari Universitas Australia Barat

Bisnis.com,22 Sep 2015, 13:06 WIB
Penulis: Martin Sihombing
Presiden Republik Indonesia periode 2004-2014, Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendapatkan anugerah kehormatan doktor causa dari Universitas Australia Barat (UWA) dalam acara wisuda yang digelar di Perth, Selasa (22/9/2015) pagi./Bisnis.com

Bisnis.com, PERTH -  Presiden Republik Indonesia periode 2004-2014, Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendapatkan anugerah kehormatan doktor causa dari Universitas Australia Barat (UWA) dalam acara wisuda yang digelar di Perth, Selasa (22/9/2015) pagi.

Hadir sebagai tamu kehormatan, SBY dalam pidatonya di hadapan para wisudawan dan petinggi kampus UWA, menyemangati agar mereka yang baru diwisuda hari ini untuk mencari "tempat yang baik di dunia ini".

"Anda harus mempunyai keberanian untuk mendapatkan jawaban untuk setiap tantangan dalam hidup Anda," kata SBY yang berada di Perth didampingi oleh mantan Ibu Negara Ani Yudhoyono.

Selepas acara wisuda, mantan presiden SBY juga diagendakan untuk mengikuti diskusi meja bundar dengan para akademisi dan pelajar kajian Indonesia di Ruang Rektor UWA.

Sehari sebelumnya, SBY juga berbicara dengan pimpinan UWA dan dengan peran barunya sebagai "Senior Fellow" di Pusat Kajian Perth USAsia, ia menekankan peluang Australia bangkit dari perlambatan ekonomi tambang dengan menguatkan kerjasama sektor pertanian.

SBY menjelaskan bahwa Australia merupakan negara yang menghasilkan banyak bahan pangan yang dibutuhkan oleh kawasan Asia, termasuk Indonesia.

Mengutip sebuah riset yang dilakukan di era kepemimpinannya, dibutuhkan sekitar 500 miliar dolar Amerika untuk membangun infrastruktur yang mendukung pengiriman makanan di seluruh Indonesia--yang kebutuhan akan pangannya selalu meningkat.

Selain itu, ia juga menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan rekan yang bersahabat seperti Australia untuk mendukung pembangunan dan inovasi infrastuktur di kawasan.

"Saya punya komitmen besar untuk menjaga dan menguatkan hubungan Indonesia-Australia. Kita tidak bisa memilih tetangga kita, tapi jelas kita bisa memilih untuk menjadi tetangga yang bersahabat," ujarnya seperti dikutip laman UWA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini