Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank Internasional Indonesia Tbk. memproyeksikan bakal meningkatkan anggaran provisi hingga akhir tahun nanti mengingat rasio pinjaman bermasalah yang diprediksi meningkat.
Presiden Direktur BII Taswin Zakaria mengatakan ada peningkatan tipis pada non-performing loan (NPL) di segmen ritel dan bisnis banking. Akibatnya, perusahaan bakal menganggarkan dana lebih untuk provisi.
“Provisi akan sedikit naik, tapi saya lupa angkanya,” jelas Taswin di Jakarta, Selasa (22/9/2015).
Sementara itu, Direktur Keuangan BII Thilagavathy Nadason mengungkapkan pada kuartal II/2015, NPL perusahaan telah menyentuh level 3,5%. Menurutnya, di kuartal berikutnya, NPL bakal lebih tinggi dibanding kuartal II/2015.
“Tapi akhir tahun akan kembali di kisaran 3%,” kata Thila.
Dari laporan yang dirilis di situs resmi BII menyebutkan penurunan kualitas aset hingga paruh kedua tahun ini terutama disumbang pelemahan segmen global banking perusahaan. Segmen ini mengalami tekanan akibat perlambatan ekonomi, pelemahan harga minyak, gas, dan CPO, serta pelemahan nilai tukar.
Data tersebut mencatat, sejak akhir tahun lalu NPL BII secara bertahap terus menanjak. Pada Maret 2015, NPL BII naik 57 bps menjadi 2,8%. Kemudian, rasio tersebut kembali naik 68 bps ke 3,48% di Juni 2015.
Kendati demikian, perusahaan mengklaim kualitas aset dari segmen kredit utama yakni business banking dan retail banking masih dalam posisi sehat. Selain itu, anak usaha perusahaan yakni BII Finance dan WOM pun disebutkan mencatatkan NPL yang terjaga yakni di posisi masing-masing sebesar 0,33% dan 2,91%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel