Komisi IV Minta Polisi Ungkap Otak Pembunuhan Petani Salim

Bisnis.com,28 Sep 2015, 21:39 WIB
Penulis: Tegar Arief
Pegiat lingkungan yang tergabung dalam Tunggal Roso melakukan aksi solidaritas terhadap pembunuhan petani penolak tambang pasir Lumajang bernama Salim Kancil di depan Balaikota Malang, Jawa Timur, Senin (28/9)./Antara-Ari Bowo Sucipto

Bisnis.com, JAKARTA -- Komisi IV DPR mendesak kepada aparat penegak hukum untuk menangkap dan mengungkap aktor intelektual pembunuh Salim alias Kancil, aktivis petani asal Lumajang, Jawa Timur yang tewas akibat menolak kegiatan penambangan.

"Aparat harus bisa mengungkap bukan hanya pelaku pembunuhan, tetapi juga ungkap siapa aktor intelektual di belakangnya," kata Ketua Komisi IV DPR Edhy Prabowo, Senin (28/9).

Petinggi Partai Gerindra ini mengaku heran kepada raja-raja kecil di daerah, yang masih menggunakan sikap represif kepada masyarakat di tengah era reformasi saat ini.

Edhy menambahkan, saat ini taraf hidup petani masih memprihatinkan. Banyak petani hanya menggarap sawah tetapi tidak memiliki lahan. Belum lagi persoalan pupuk yang mahal, serta alat mesin pertanian yang masih terbatas.

"Pemerintah harus serius melindungi petani kalau perlu ada asuransi khusus untuk petani. Petani adalah ujung tombak pangan kita, jangan ada lagi petani yang nasibnya tragis seperti Salim," tegasnya.

Salim adalah seorang petani yang juga aktivis Forum Petani Anti Tambang, ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di sekujur tubuh, Sabtu pekan lalu. Warga asal Desa Selo Awar, Pasirian, Lumajang ini ditemukan tak bernyawa dalam keadaan tangan terikat dan penuh bacokan.

Diduga kuat Salim dihabisi karena akan menggelar aksi demonstrasi menolak praktik penambangan pasir di desa tersebut. sebelum menyatakan pendapatnya bersama ratusan petani lain, Salim lebih dulu ditemukan tak bernyawa dengan kondisi memprihatinkan. Saat ini, aparat kepolisian setempat sudah mengamankan sebanyak 10 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bastanul Siregar
Terkini