Bisnis.com, JAKARTA - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat membuat PT BNI Syariah berhati-hati menyalurkan pembiayaan dalam bentuk valuta asing.
Direktur Bisnis BNI Syariah Imam Teguh Saptono menuturkan perseroan lebih selektif dalam memilih calon debitur untuk mengantisipasi pemburukan kualitas pembiayaan valas di tengah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Salah satu yang menjadi penilaian utama perseroan terhadap calon debitur adalah aspek hedging perusahaan, baik dalam bentuk natural hedge atau melalui transaksi hedging yang dilakukan dengan bank.
"Di BNI Syariah sendiri sebagian besar nasabah dengan portofolio valas sebagian besar sifatnya sudah natural hedge, di mana income perusahaan adalah valas atau rupiah namun senantiasa ter-update ekuivalen valas," katanya kepada Bisnis.com, Minggu (27/9/2015).
Pembiayaan valas saat ini, ujar Imam, memiliki porsi sebesar 5% dibandingkan dengan total pembiayaan yang pada Juni 2015 tercatat senilai Rp16,74 triliun.
Anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. ini juga telah melakukan simulasi tes ketahanan dengan kurs nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di angka Rp16.000. Hasilnya, BNI Syariah masih kuat di level tersebut.
Per Juni 2015 BNI Syariah mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 50,33% secara year on year (y-o-y) menjadi Rp99,94 miliar dari sebelumnya Rp66,48 miliar.
Total aset mengalami kenaikan 20,19% dari Rp17,35 triliun menjadi Rp20,85 triliun. Pertumbuhan ini didorong antara lain oleh pertumbuhan pembiayaan sebesar 25,24% menjadi Rp16,74 triliun dari semester I/2014 yang senilai Rp13,37 triliun.
Sedangkan penghimpunan dana masyarakat tercatat tumbuh sebesar 28,22% dari Rp13,51 triliun menjadi Rp17,32 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel