PAKET KEBIJAKAN EKONOMI: Pengusaha Butuh Duit, Bukan Hanya Regulasi atau Deregulasi

Bisnis.com,28 Sep 2015, 20:19 WIB
Penulis: Emanuel B. Caesario

Bisnis.com, JAKARTA—Kalangan pengusaha meminta paket kebijakan yang lebih konkret dari pemerintah untuk menggiatkan kembali industri dan meningkatkan daya saing pengusaha dalam negeri.

Ketua Komite Tetap Kehutanan dan Pertanian Kadin Indonesia Timur Riza Suarga mengatakan saat ini yang dibutuhkan pengusaha tidak saja paket regulasi dan deregulasi, melainkan juga dukungan riil berupaya stimulus menggelontorkan dana pemerintah untuk meningkatkan kredit sektor riil atau mengintervensi bursa agar tidak tertekan.

Stimulus seperti itu menurutnya terbukti efektif ketika diterapkan oleh pemerintah Malaysia.

“Paket-paket kita hanya regulasi dan deregulasi, tapi swasta disuruh cari duit sendiri. Katanya uang banyak, tapi itu tidak digerakkan. Uang di bank-bank pemerintah itu berlimpah, tapi selalu tidak digerakkan. Digerakkan dong, nanti kalau sudah terlambat baru menyesal,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (28/9/2015).

Riza mengatakan Kadin saat ini tengah menginisiasi kerja sama dengan investor China untuk membangun pembangkit listrik tenaga biomassa di Indonesia Timur. Menurutnya, tanpa dukungan nyata dari pemerintah, sulit bagi pengusaha dalam negeri untuk bisa bersaing dan meningkatkan posisi tawar.

Lima pembangkit yang akan dimulai pada tahap pertama investasinya masing-masing sekitar US$25 juta-US$30 juta, atau US$150 juta untuk kelimanya. Dari nilai tersebut, porsi investor China mencapai 65%. Besarnya porsi asing tersebut diikuti oleh syarat China untuk mengutamakan penggunaan produk dasar dari China.

“Uluran tangan pemerintah untuk mendukung ini belum kelihatan. Kalau kita diwajibkan untuk tingkatkan local content, lalu kemudahan apa yang bisa diberikan pemerintah?” katanya.

Pembangkit listrik energi biomassa ini adalah realisasi pertama dari Forum Perdagangan dan Investasi yang digelar Kadin pada Mei lalu. Sepanjang lima tahun mendatang, pembangkit listrik dibangun di 24 titik di Indonesia Timur.

“Seharusnya paket pendanaan lebih banyak misalnya untuk proyek-proyek begini, dari pada kita cari uang ke luar negeri dan lebih menguntungkan mereka,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini