Bisnis.com JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menargetkan pasokan dana murah (current account saving account/CASA) bakal terdongkrak dengan adanya kerjasama penyaluran dana tunjangan guru melalui tiga bank badan usaha milik negara.
Direktur Jaringan dan Layanan BNI Adi Sulistyowati mengatakan posisi CASA per Juni 2015 masih 63,2% dari target tahun ini. Pihaknya menargetkan dengan kondisi perekonomian saat ini, CASA bisa mencapai 70%.
“Dengan adanya kerjasama ini, kami harapkan juga membantu pencapaian CASA. Karena ini basic-nya juga saving account kan. Apalagi nilai penyalurannya pada tahun depan akan meningkat,” katanya, usai mengikuti penandatanganan nota kesepahaman dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rabu (30/9/2015).
Dia mengatakan selain tunjangan guru, ada juga sejumlah dana pendidikan lainnya yang disalurkan melalui perbankan yakni Bantuan Operasional sekolah (BOS) dan Program Indonesia Pintar (PIP). Khusus untuk penyalur tunjangan profesi, BNI menjadi salah satu yang ditunjuk oleh pemerintah.
Selain BNI, ada dua bank BUMN lainnya yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai penyalur tunjangan guru tersebut. Hanya saja, Susi, sapaan Adi Sulistyowati mengungkapkan porsi masing-masing bank hingga saat ini belum ditentukan.
Namun, dia menambahkan tampaknya pembagian porsi tersebut nantinya akan didasarkan atas jumlah outlet yang dimiliki masing-masing bank. Namun, plafonnya ada 3.000 guru yang penyaluran tunjangannya melalui tiga bank ini.
Menurutnya, saat ini sudah ada sekitar Rp15 triliun dana tunjangan yang sudah disalurkan perseroan untuk satu tahun. Pada tahun depan, lanjutnya, tunjangan guru akan naik menjadi Rp80 triliun.
Dengan adanya peningkatan CASA, lanjutnya, tentu nanti dana pihak ketiga (DPK) juga akan meningkat dengan adanya kerjasama tersebut. Hanya saja, perseroan juga ingin mengajak dan mendidik para guru untuk juga membantu program cashless sehingga program tersebut juga akan dikembangkan untuk payment dan transaksi.
Namun, pihaknya masih memperhitungkan program yang sekiranya cocok dengan kebutuhan para guru. “Produk ini sudah ada, hanya nanti programnya akan disesuaikan dengan program guru,” katanya.
Selain itu, pihaknya tengah mempersiapkan sistem terintegrasi di internal perusahaan sehingga memudahkan untuk monitoring penyaluran dana tunjangan tersebut. Menurutnya, langkah ini sudah sesuai dengan permintaan Dewan Perwakilan Rakyat yang kala itu meminta agar sistem monitorinng menjadi lebih mudah.
Susi menambahkan sistem tersebut dibangun di 15 region BNI di seluruh Indonesia. Dia mencontohkan kantor wilayah di setiap region akan melihat ke kantor wilayah untuk mendatangi siapa guru-guru yang mendapat penyaluran. “Jadi sistem reportingnya bisa sampai pusat. Karena pemerintah inginnya penyalurannya berapa, yang retur berapa. Karena ini harus dipertanggungjawabkan, dana APBN.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel