Produk Monsanto Ini Dituduh Sebabkan Kanker

Bisnis.com,01 Okt 2015, 01:15 WIB
Penulis: M. Taufikul Basari
Kanker kelenjar getah bening/Istimewa

Bisnis.com, NEW YORK — Seorang pekerja peternakan di AS dan seorang asisten hortikultura mengajukan tuntutan hukum yang mengklaim produk Monsanto Co., herbisida Roundup jadi penyebab kanker yang mereka derita.

Penggugat menuduh Monsanto sengaja menyesatkan publik dan regulator tentang bahaya herbisida.

Gugatan diajukan setelah enam bulan lalu unit penelitian kanker Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa glifosat—bahan pembunuh gulma yang terkandung dalam Roundup dan herbisida lainnya—kemungkinan bersifat karsinogenik bagi manusia.

Gugatan diajukan di Pengadilan Distrik AS di Los Angeles pada 22 September, oleh Enrique Rubio, mantan pekerja peternakan di California, Texas dan Oregon. Tugasnya termasuk penyemprotan dengan Roundup dan pestisida lain sebelum Rubio didiagnosis mengidap kanker tulang pada 1995.

Gugatan terpisah diajukan pada hari yang sama di pengadilan federal di New York oleh Judi Fitzgerald, yang mengaku terpapar zat dalam Roundup pada 1990-an, ketika ia bekerja di sebuah perusahaan produk hortikultura. Fitzgerald kemudian didiagnosis menderita leukemia pada 2012.

Jaksa Robin Greenwald, salah satu pengacara yang membawa kasus Rubio, mengatakan pada Selasa (29/9), bahwa ia memprediksi akan ada banyak tuntutan serupa.

Pasalnya, Roundup adalah herbisida yang paling banyak digunakan di dunia dan klasifikasi bahan pemicu kanker oleh WHO dapat memunculkan lagi kekhawatiran lama soal bahaya bahan kimia. “Saya percaya akan ada ratusan tuntutan hukum yang diajukan dari waktu ke waktu,” kata Greenwald.

Juru bicara Monsanto Charla Lord mengatakan bahwa klaim itu tidak berdasar, dan glifosat aman bagi manusia bila digunakan sesuai dengan label.

Gugatan mengklaim bahwa Roundup adalah produk cacat dan berbahaya. Perusahaan disebut telah tahu bahwa glifosat bisa menyebabkan kanker dan penyakit lainnya, tapi tidak memperingatkan risiko itu kepada pengguna. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini