Total Laba 17 Emiten BUMN Diperkirakan Capai 91% Dari Target

Bisnis.com,01 Okt 2015, 23:52 WIB
Penulis: Yodie Hardiyan
Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kiri) bersama Dirut PT Pupuk Indonesia (Persero) Arifin Tasrif (kiri), dan Dirut PT Pelni (Persero) Elfien Goentoro (kanan) menggelar jumpa pers usai menandatangani nota kesepahaman di Jakarta, Rabu (1/7)./Vitalis Yogi Trisna
Bisnis.com, JAKARTA--- Total laba bersih 17 BUMN yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini diperkirakan meleset atau hanya tercapai sekitar 91% dari target yang telah ditetapkan pada tahun ini.
 
Berdasarkan dokumen Kementerian BUMN yang disampaikan kepada Komisi VI DPR, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk 17 BUMN go-public diperkirakan mencapai Rp87,03 triliun pada 2015 atau sekitar 91% dari target Rp95,23 triliun yang ditetapkan pada awal tahun ini.
 
Perkiraan pencapaian laba BUMN go-public itu lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan pencapaian laba bersih 50 BUMN yang belum melantai di pasar modal sebesar Rp54,52 triliun. Pada awal tahun ini, perkiraan nilai laba BUMN yang belum berstatus perusahaan terbuka itu mencapai Rp69,57 triliun.
 
Menteri BUMN Rini Soemarno menyatakan target laba BUMN secara keseluruhan pada tahun ini mencapai Rp165,4 triliun. “Berdasarkan prognosa, total laba BUMN [tahun ini] hanya mencapai Rp141,5 triliun,” katanya di Komisi VI DPR, Kamis (1/10).
 
Pada saat ini, jumlah BUMN yang telah melantai di BEI mencapai 20 entitas. Sampai semester I/2015, emiten BUMN yang mengalami kerugian terdiri dari 3 entitas yaitu PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. dan PT Indofarma (Persero) Tbk.
 
Berdasarkan catatan Bisnis, kinerja sejumlah BUMN go public pada semester I/2015 telah mengalami perlambatan dari sejumlah sektor seperti keuangan, farmasi, industri dasar, konstruksi, infrastruktur dan pertambangan.
 
Perlambatan itu diperkirakan karena pengaruh perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I dan kuartal II tahun ini hanya sekitar 4,7%. Kinerja perekonomian itu dianggap turut berpengaruh terhadap pendapatan dan beban BUMN.
 
Kinerja perusahaan juga dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus terjadi sejak awal tahun ini. Kendati demikian, sejumlah BUMN masih menyatakan optimisminya di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini