Warga Buang Sampah Ke Kali, Pasokan Air Baku Aetra Terganggu

Bisnis.com,02 Okt 2015, 20:15 WIB
Penulis: Puput Ady Sukarno
PJT II & Aetra Bersihkan Sampah Menumpuk di Section Curug - Bekasi BTB 34

Bisnis.com, JAKARTA - PT Aetra Air Jakarta (Aetra) operator air bersih di Ibu Kota yang melayani wilayah Jakarta sebelah Timur Sungai Ciliwung, meminta kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan ke sungai, karena dapat mengganggu suplai air baku untuk kebutuhan air minum warga Jakarta.

Hal tersebut seperti yang terjadi pada Rabu (30/9), dimana akibat sampah dan sejumlah material lainnya yang menumpuk dan menyangkut di jembatan antara bendung Curug - Bekasi BTB 34, pasokan air baku yang diterima Aetra berkurang 5%, sehingga berdampak pula pada pasokan air bersih yang bisa diberikan kepada pelanggannya turut berkurang 5%.

Padahal, sehari sebelumnya Selasa (29/9), Aetra dan Perum Jasa Tirta II telah berkomitman bahwa pasokan air minum untuk warga DKI Jakarta yang menjadi pelanggan air perpipaan aman terkendali, meskipun sedang terjadi musim kemarau panjang yang telah berimbas pada terganggunya suplai air bersih di sejumlah daerah lain.

"Kepedulian masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai sangat kami harapkan, khususnya sepanjang Kalimalang. Karena tumpukan sampah dan mateiral lainnya itu dapat mengganggu operasional kami. Padahal kami telah berkomitmen menjaga pasokan air minum bagi warga Jakarta aman," tutur Pratama S. Adi, Corporate Affairs Group PT Aetra Air Jakarta, kepada Bisnis, Jumat (2/10/2015).

Pratama menjelakan bahwa peristiwa terganggunya pasokan air baku hingga 5% pada Rabu (30/9) tersebut pertama kali diketahui ketika Perum Jasa Tirta II (PJT II) sedang melakukan optimalisasi saluran dengan melakukan pengerukan di areal antara bendung Curug - Bekasi BTB 34 (Section Curug - Bekasi BTB 34).

Optimalisasi saluran melalui pengerukan, sebagai bentuk komitmen PJT II sebagai bagian upaya memberikan jaminan kelancaran pasokan air baku tersebut dimulai sejak, Jumat (25/9/2015).

"Saat PJT II melakukan pengerukan material di sungai itu, ternyata saat bersamaan di sisi selatan ada pemukiman ilegal yang membuang sampah dan berbagai material lainnya sembarangan di Kanal Tarum Barat itu," ujarnya.

Menurutnya saat dikeruk inilah, banyak sampah dan material lain seperti kayu dll, itu pada menumpuk di tengah sungai dan tersangkut jembatan sehingga membuat tersendatnya pasokan air baku. "Kondisi paling parah terjadi pada Rabu (30/9) pukul 12.00 wib, di mana saat itu air kondisinya paling parah, hingga pasokan turun 5%. Namun demikian hal itu dapat segera diatasi dan kembali normal pada Kamis (1/10)," tuturnya.

Cepatnya penyelesaian lantaran saat itu pihaknya langsung melakukan upaya mitigasi dengan mengirimkan sejumlah personel lengkap dengan backhoe dan truk dump untuk melakukan pembersihan material sampah tersebut, sehingga kejadian lebih parah bisa ditekan sebelumnya.

Kemudian, seiring dengan penurunan pasokan air baku itu, di mana PT Aetra selama ini juga mengalirkan sebanyak 150 liter per detik air baku untuk menambah suplai air baku PT Palyja, otomatis dihentikan dahulu dan memprioritaskan pelanggannya terlebih dahulu. "Sambil melakukan normalisasi semuanya, kita kembali akan alurkan untuk Palyja dalam waktu 3 hari ke depan ini," tuturnya.

Seperti diketahui, Aetra selama ini mengandalkan sumber air bakunya dari air permukaan yang pasokannya 100% disuplai Perum Jasa Tirta II dari Waduk Jatiluhur yang dialirkan melalui saluran terbuka Tarum Barat (Kalimalang). Kebersihan dan kelancaran air pada saluran terbuka seperti Kalimalang tentu menjadi konsen tersendiri bagi operator yang melayani penduduk Jakarta sebelah Timur Kali Ciliwung tersebut.

Bahkan, sebelumnya, Perum Jasa Tirta II (PJT II) dan PT Aetra Air Jakarta menjamin pasokan air minum untuk kebutuhan warga DKI Jakarta tetap aman, meskipun musim kemarau panjang tahun ini telah menyebabkan beberapa daerah di Indonesia terkendala pasokan air bersih untuk minum.

Pasalnya Waduk Jatiluhur melalui PJT II mengalirkan sebanyak 5000 liter air per detik melalui saluran Tarum Barat (Kalimalang), dan jumlah tersebut jauh melebihi dari cukup kebutuhan air baku DKI yang mencapai 1.600 liter/detik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bastanul Siregar
Terkini