Bank Dunia Prediksi Ekonomi Indonesia 5,3% di 2016

Bisnis.com,05 Okt 2015, 16:55 WIB
Penulis: Yanita Petriella
Kepala Ekonom World Bank untuk Indonesia Ndiame Diop. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Dunia atau World Bank memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 akan mencapai 5,3%. Proyeksi tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini yang diprediksi hanya 4,7%.

Kepala Ekonom World Bank untuk Indonesia Ndiame Diop mengatakan proyeksi ekonomi Indonesia pada tahun depan yang akan mencapai 5,3% tersebut karena paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah mulai terasa atau menunjukan dampak positif di masyarakat pada 2016.

Paket kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah, lanjutnya, memang tidak dapat berdampak secara jangka pendek. "Proyeksi kami 5,3% di 2016, tahun ini hanya 4,7%. Paket kebijakan pemerintah baru terasa di 2016," ujarnya di Jakarta, Senin (5/10/2015).

Proyeksi tersebut juga didasari kondisi perekonomian Indonesia di 2016 juga didukung oleh meningkatnya belanja infrastrukur oleh pemerintah maupun swasta.

Dia menambahkan belanja pemerintah akan tumbuh 3,2% pada 2016, lebih tinggi dari perkiraan tahun ini 2,1%. Belanja modal pun diyakini tumbuh 5% pada 2016, lebih tinggi dari perkiraan tahun ini yang 3,7%.

"Pertumbuhan ekonomi tahun depan dipengaruhi naiknya investasi pemerintah dan swasta. Konsumsi domestik juga mempengaruhi reborn. Ada juga paket kebijakan ekonomi yang fokus untuk mendorong investasi dan ekspor," tutur.

Ekspor Indonesia akan mengalami pertumbuhan sebesar 4,7% dan impor diprediksi naik sebesar 3,6% pada 2016.

Kenaikan pada ekspor dan impor Indonesia pada tahun depan terjadi karena perdagangan dunia diperkirakan akan mulai membaik. Kondisi ekonomi China yang diprediksi akan membaik sehingga dapat mendorong peningkatan permintaan komoditas dari Indonesia.

"Dampak dari perdagangan yang membaik, saya pikir ekspor akan pick up karena perekonomian global akan tumbuh tahun depan. Ekonomi China akan kembali tumbuh sehingga meningkatkan permintaan dan harga komoditas akan naik," tutur Diop.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini