DAMPAK KABUT ASAP: Okupansi Perhotelan di Sumatra Turun Drastis

Bisnis.com,06 Okt 2015, 18:42 WIB
Penulis: Febriany Dian Aritya Putri
Ilustrasi

Bisnis.com, MEDAN - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumut memperkirakan rerata okupansi akan menurun akibat asap yang menyelimuti Medan beberapa hari ini.

Ketua PHRI Sumut Denny Wardhana mengatakan penurunan okupansi teradi akibat banyaknya pembatalan penerbangan menuju Bandara Kualanamu. Pembatalan penerbangan akan mengurangi jumlah wisatawan.

Dia menambahkan jika asap ini berlanjut, bukan hanya okupansi perhotelan yang menurun, tapi juga akan memukul sektor pariwisata Sumut.

"Ini sudah mulai terasa penurunan okupansinya. Per hari, akibat asap, rata-rata lima penerbangan dari dan menuju Medan terpaksa dibatalkan. Ini jelas membuat hotel menjadi lebih sepi. Depresiasi rupiah saja tidak begitu memengaruhi okupasi perhotelan di Sumut. Masih bisa kita antisipasi," ujar Denny, Selasa (6/10/2015).

Denny memerinci saat ini rerata okupansi perhotelan Sumut 60%-70%. Jika kabut asap terus menyelimuti Sumut dalam 2-3 bulan ke depan, okupansi dia prediksi akan menurun drastis. 

"Wisatawan butuh jaminan kesehatan dan keamanan. Siapa yang mau datang kalau begini? Kami meminta pemerintah segera menanggulangi persoalan ini," ucap Denny lagi.

Berdasarkan data BPS Sumut, per Agustus 2015, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang kembali menurun, yakni 52,58% atau turun 0,45 poin dibandingkan dengan Juli 2015. Adapun, penurunan TPK secara month to month dialami oleh hotel bintang 1, 3 dan 5.

Penurunan okupansi tertinggi dialami hotel bintang 5 yakni 14,5 poin menjadi 56,96% dari Juli 215 71,46%, diikuti penurunan TPK hotel bintang 1 3,07 poin menjadi 51,07% dan hotel bintang 3 turun 2,26 poin menjadi 51,48%. Adapun, Denny memprediksi, pada September 2015, okupansi akan terus menurun.

Lebih lanjut, rerata lama tamu mgninap pada Agustus 2015 naik 0,03 poin menjadi 1,58 hari dari Juli 2015.

Public Relation Grand Aston City Hall Medan Deya Lubis menuturkan, asap di Medan pasti akan memengaruhi okupansi, tapi hingga saat ini belum berdampak signifikan.

Senada, Deya mengatakan penyebab utama penurunan adalah akibat pembatalan penerbangan. Dia menyebutkan, saat ini okupansi mencapai 83%.

"Akibatnya, kamar yang booked, harus di-cancel," kata Deya.   

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini