PROYEK DDT MANGGARAI-CIKARANG: Efisiensi Logistik Masih Tergantung Tarif

Bisnis.com,07 Okt 2015, 15:30 WIB
Penulis: Muhamad Hilman
Carmelita Hartoto/JibiPhoto

Bisnis.com,BEKASI--Dampak pengoperasian jalur kereta api dwiganda Manggarai-Cikarang terhadap biaya logistik sangat bergantung pada tarif dan efektivitas pengiriman.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Logistik Carmelita Hartoto mengatakan penggunaan kereta api sebagai moda transportasi pengiriman logistik sejauh ini lebih mahal ketimbang truk, lantaran pengiriman logistik dengan kereta memerlukan transportasi lanjutan untuk sampai ke lokasi akhir pengiriman.

"Tapi intinya kereta api harus disiapkan, karena bicara logistik terintegrasi artinya harus ada kereta api yang dekat dengan pelabuhdan dan juga dekat lapangan penumpukan," katanya, Senin (5/10/2015).

Dalam Logistics Performance Index (LPI) yang dikeluarkan Bank Dunia pada 2014 menunjukkan peforma logistik Indonesia masih berada di urutan 53 atau jauh di bawah Singapura yang berada di posisi 5, Malaysia di posisi 25 dan  Thailand di peringkat 35.

Beban terbesar dalam sistem logistik nasional adalah pada komponen transportasi sebesar 12,04% dari PDB, disusul oleh ongkos inventarisasi 9,47% dan biaya administrasi 4,52%.

Adapun, distribusi angkutan logistik nasional masih didominasi angkutan jalan 90,34%, kereta api 0,62%, sungai 1,01%, penyebrangan 0,98%, angkutan laut 7,00% dan angkutan udara 0,05%.

Menurut Carmelita, jika PT KAI sebagai operator tidak dapat memberikan tarif lebih murah, tentu saja para pelaku usaha logistik enggan menggunakan moda transportasi kereta api untuk pengiriman barang. "Kalau tarifnya kompetitif akan ada perpindahan dari truk bermigrasi ke kereta api." 

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan menargetkan penyelesaian pembangunan jalur dwiganda lintas Cikarang-Manggarai paling lambat rampung pada awal 2018. Poryek ini bertujuan untuk mempercepat perjalanan baik KRL dan kereta jarak jauh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bastanul Siregar
Terkini