Imigrasi Bali Tolak 493 Warga Negara Asing. Termasuk Pedofilia Pemangsa Anak

Bisnis.com,08 Okt 2015, 16:22 WIB
Penulis: Newswire
Ilustrasi/Antara

Kabar24.com, KUTA -- Sepanjang Januari hingga September 2015 Bali telah menolak masuknya 493 warga negara asing.

Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai, Bali, menyebutkan salah satu alasan penolakan itu karena warga negara asing dimaksud terindikasi terkait kasus Pedofilia.

"Hingga September ini kami berhasil menolak masuk orang asing yang tidak bermanfaat masuk ke Indonesia," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai, Yosep Renung Widodo di Kuta, Kabupaten Badung, Kamis (8/10/2015).

Menurut dia, ratusan warga asing itu terindikasi kasus kejahatan, salah satunya fedofilia. Hal itu diketahui berdasar informasi dari Pemerintah Australia, Amerika Serikat dan Singapura.

Dia menjelaskan bahwa sesaat setelah mereka mendarat di Bandara Ngurah Rai dan menjalani proses imigrasi dan terindikasi terkait kasus kejahatan, maka pihaknya berhak menolak masuk.

"Warga asing itu tidak berhak komplain dan mengetahui alasan kenapa kami sampai menolak karena itu otoritas kami untuk kedaulatan negara," ucapnya.

Namun Yosep tidak merinci latar belakang kewarganegaraan orang asing yang ditolak masuk ke Indonesia itu.

Sementara itu, selama beberapa bulan terakhir Imigrasi Ngurah Rai menangkap beberapa warga asing yang menyalahi izin imigrasi.

Mereka di antaranya warga negara Mesir bernama Ashraff Mohamed Abdou Elborey yang tidak memiliki dokumen paspor atau izin dan tinggal menggelandang di Bali.

"Kami berupaya menyurati Kedutaan Besar Mesir di Jakarta namun hingga saat ini belum mendapatkan konfirmasi," ucapnya.

Imigrasi Ngurah Rai juga tengah menyelidiki empat orang warga yang mengaku warga negara Uni Emirat Arab. Mereka diduga kuat menggunakan paspor palsu untuk berangkat ke Selandia Baru pada 30 September 2015.

"Kami terpaksa tahan karena harus cari tahu siapa mereka. Kami duga mereka pengungsi Irak menggunakan visa on arrival Bandara Soekarno- Hatta pada 12 Agustus 2015," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini