KABUT ASAP: Ekonomi Riau Kuartal III/2015 Terancam Negatif

Bisnis.com,09 Okt 2015, 12:06 WIB
Penulis: Arif Gunawan
Ilustrasi: Sejumlah pekerja memperbaiki pembatas jalan ketika kabut asap pekat menyelimuti Kabupaten Siak, Riau, Selasa (15/9/2015)./Antara-FB Anggoro

Bisnis.com, PEKANBARU – Bank Indonesia Perwakilan Pekanbaru memperkirakan pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau pada kuartal III/2015 akan cenderung negatif disebabkan bencana kabut asap.

Deputi Kepala Perwakilan BI Pekanbaru Irwan Mulawarman mengatakan pihaknya belum menghitung berapa kerugian dan pengaruh negatif akibat bencana kabut asap sejak pertengahan Agustus hingga saat ini bagi perekonomian daerah di Riau.

“Memang dari beberapa pihak seperti Kadin, Apindo, PHRI, asosiasi logistik, maskapai, sudah melaporkan kerugian yang dialaminya akibat kabut asap, dan kami prediksi ekonomi Riau kuartal III ini masih akan tumbuh negatif,” katanya, Jumat (9/10/2015).

Irwan mengatakan meskipun diprediksi negatif, nilainya tidak terlalu besar dikarenakan pada Juli dan Agustus lalu ada beberapa momen besar seperti Ramadan, Idul Fitri, serta tahun ajaran baru yang mendorong meningkatnya konsumsi masyarakat.

Selain itu jelang akhir September yaitu momen Idul Adha juga memberikan dampak positif yakni meningkatnya belanja masyarakat dan hewan kurban, meskipun dari data sementara yang diterima pihaknya jumlah peserta kurban dan hewan kurban menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

Pihaknya berharap pemerintah di tingkat pusat dan daerah mampu memberikan solusi jangka panjang dalam menyikapi bencana kabut asap yang berulang di wilayah Riau. “Tentu kami berharap seperti itu, karena dampak negatifnya bagi ekonomi lokal sangat terasa,” katanya.

Menurut data Bank Indonesia perekonomian di Riau pada semester I/2015 mengalami kontraksi sebesar 1,37% secara year on year. Sedangkan pada kuartal II/2015 tercatat kontraksi sebesar 2,64% (yoy), jauh lebih dalam dibandingkan kuartal I/2015 yang berkontraksi sebesar 0,03%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini