KABUT ASAP: Ini Penjelasan Cargill Indonesia

Bisnis.com,10 Okt 2015, 15:14 WIB
Penulis: Muhammad Abdi Amna
Sejumlah pengendara menembus kabut asap yang menyelimuti Jembatan Betrix, Sarolangun, Jambi, Rabu (7/10). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Cargill Indonesia mempublikasikan peta online titik api di sejumlah wilayah operasi perusahaan yang terletak di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat.

Dalam keterangan resmi, Sabtu (10/10/2015), Cargill mengumumkan peta yang diperbarui secara regular di www.cargill.co.id diambil dari Meteorological Services Singapore atau Layanan Meteorologi Singapura dan Kementrian Kehutanan Indonesia.

“Ini adalah upaya terbaru Cargill untuk mewujudkan transparansi dan solusi kongkret untuk situasi kabut asap yang berulang. Peta titik api dapat dilihat di Hotspot Update,” ujar Cargill.

Per 9 Oktober 2015, Cargill Tropical Palm Holdings, perusahaan joint venture Cargill-Temasek mengkonfirmasi terdapat titik api atau kebakaran yang diidentifikasikan dekat perbatasan, tetapi di luar perkebunan kelapa sawit PT Hindoli di Sumatra Selatan.

Selain itu, perusahaan juga sedang melakukan investigasi terhadap dua titik api yang teridentifikasi dekat perbatasan tetapi di luar kebun perusahaan di Kalimantan Barat, karena Cargill menerapkan kebijakan zero-burning yang ketat.

“Kami sama sekali tidak membenarkan pembakaran lahan untuk kepentingan apapun. Kabut asap dari pembakaran berdampak besar bagi kesehatan dan keselamatan jutaan orang di komunitas kami, termasuk kolega kami,” ujar Cargill.

Cargill mengklaim terus mendidik dan meningkatkan kesadaran perkebunan untuk mencegah kebakaran serta secara teratur memastikan kendaraan pemadam kebakaran dalam kondisi baik dan personil siaga di setiap perkebunan yakni Sumatra Selatan dan Kalimantan Barat.

Kendaraan pemadam kebakaran dan personil Cargill digunakan untuk menyediakan bantuan dan mengurangi penyebaran api ke perkebunan ini. Upaya ini untuk mengatasi dan melindungi keselamatan komunitas lokal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini