Persiapan Proyek & Lahan Minim, Realisasi Infrastruktur RI Terbatas

Bisnis.com,12 Okt 2015, 00:41 WIB
Penulis: Lutfi Zaenudin
Perbaikan jalan provinsi/Ilustrasi

Bisnis.com, LIMA, Peru – Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil mengatakan kurangnya persiapan proyek dan penyediaan lahan menjadi pekerjaan rumah yang harus segera rampung agar Indonesia bisa membangun infrastruktur yang dibutuhkan

Sofyan mengatakan infrastruktur selalu dibicarakan dalam pertemuan tingkat pemerintahan termasuk dalam forum internasional seperti Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF, tetapi hingga kini realisasinya masih sangat terbatas.

“Infrastruktur selalu dibicarakan, tetapi deliverable-nya sangat terbatas. Seperti kasus Indonesia misalnya, sektor infrastruktur kami bicarakan, 10 tahun ini ada study kami tentang delivery infrastruktur di Indonesia itu sangat rendah,” katanya di sela-sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Lima, Sabtu (10/10/2015). 

Dia menjelaskan realisasi proyek infrastruktur di Indonesia yang dikerjakan pemerintah relatif berjalan lancar, meskipun semestinya masih terbuka potensi untuk menambah proyek yang dilaksanakan.

Namun, ujar Sofyan, realisasi proyek yang dikerjakan bersama antara pemerintah dan swasta (public private partnership/PPP) masih rendah. “Setiap tahun keluarkan PPP, tetapi tidak bisa dilaksanakan.”

Dia menjelaskan setidaknya ada tiga masalah yang menghadapi realisasi proyek dalam payung PPP itu yakni kurangnya persiapan proyek, implementasi yang rendah akibat ketidakseriusan lembaga yang mengeksekusi, dan penyediaan lahan.

“Kalau misalnya investor datang, kami mengatakan ini [daftar] PPP tetapi proyek tidak disiapkan dengan baik, bagaimana? Selanjutnya kurang seriusnya lembaga yang mengeksekusi, kementerian yang harusnya menjadi partner. Masalah lain adalah lahan. Masalah ini menyebabkan begitu banyak proyek tertunda atau tidak bisa dilaksanakan,” kata Menteri PPN/Kepala Bappenas.

Sofyan menuturkan pemerintah mencoba mengatasi masalah lahan tersebut dengan memasukkannya dalam paket kebijakan ekonomi. “Saya beberapa kali mendengar menteri agraria berani menantang kapan proyek itu dilaksanakan, dimana, dan kapan kami akan menyediakan tanah.”

Namun, katanya, dalam salah satu konferensi di Sidang Tahunan Bank Dunia tersebut masalah penyediaan lahan juga terkait dengan bagaimana pembiayaannya. “Intinya infrastruktur kebutuhan begitu besar [seperti] listrik, air minum, fasilitas Internet, perumahan. Begitu banyak yang dibutuhkan.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini