Museum Week 2015: Kupas Tuntas Jalur Rempah

Bisnis.com,13 Okt 2015, 03:33 WIB
Penulis: Newswire
Batok buah Pala/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA-- Yayasan Museum Indonesia akan mengupas tuntas soal Jalur Rempah di Indonesia selama Museum Week 2015, yang berlangsung 18-25 Oktober di Museum Nasional, Jakarta.

Direktur Konten Yayasan Museum Indonesia Hani Fibianti di Jakarta, Senin (12/10/2015), mengatakan, Museum Week 2015 mengangkat tema Jalur Rempah untuk mengingatkan kembali peran penting perdagangan rempah dan pengaruhnya terhadap peradaban dan kebudayaan di Indonesia.

Dicontohkan, perdagangan lada pada abad ke-12 telah membawa Kesultanan Banten menjadi salah satu metropolis dunia.

Sejarawan JJ Rizal bahkan mengatakan, bahwa Jalur Sutera yang namanya begitu tersohor di kalangan pedagang sebagai penghubung negeri Barat dan Timur sebenarnya hanya bagian dari Jalur Rempah.

 

Komoditi Perdagangan

 

Dia mengatakan, bahwa pada masa itu rempah-rempah merupakan komoditi perdagangan yang lebih utama ketimbang sutera, sehingga para sejarawan lebih sering menyebutnya Jalur Rempah.

Antropolog kesehatan Rusmin Tumanggor mengatakan, penggunaan kapur dari Barus oleh masyarakat adat di Indonesia sudah sejak sebelum masehi.

Telah ditemukan mantra-mantra menggunakan berbagai jenis bahasa mulai dari Sansekerta, Ibrani, dan bahasa China yang fungsinya mendukung pengobatan penyakit dengan memanfaatkan kapur barus.

Ini, menurut dia, membuktikan bahwa Barus yang berada di Sumatra Utara telah menjadi pusat perdagangan penting sejak dulu.

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini