Produsen Semen Berharap Proyek Infrastruktur 2016 Segera Dikebut

Bisnis.com,15 Okt 2015, 13:56 WIB
Penulis: Ana Noviani
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Semen Indonesia berharap pengerjaan fisik proyek-proyek infrastruktur pemerintah pada 2016 dapat dimulai sejak Februari dan Maret sehingga penjualan semen nasional bisa meningkat 4%-6%.

Widodo Santoso, Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia, mengatakan sepanjang Januari-September 2015, konsumsi semen di Tanah Air hanya meningkat 0,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hingga akhir tahun, asosiasi optimistis penjualan dapat tumbuh sekitar 1,5%-2%. 

"Kami harapkan pada tahun depan, infrastruktur pemerintah mulainya bukan semester II, tetapi Februari-Maret sudah memulai pembangunan fisik sehingga permintaan semen relatif bergerak antara 4%-6%," kata Widodo di Kantor Presiden, Kamis (15/10/2015).

Bahkan ASI memproyeksikan peningkatan penjualan semen hingga 8% apabila proyek infrastruktur pemerintah dan swasta yang diestimasi mencapai Rp5.000 triliun bergulir hingga 2019. 

Besarnya nilai proyek-proyek infrastruktur di Tanah Air, lanjut Widodo, membuat investasi pabrik semen terus bergulir. Nilainya diklaim lebih besar dibandingkan industri yang lain. 

Pada kuartal IV/2015 ini, akan segera diresmikan tiga pabrik semen baru, yakni Semen Holcim, Semen Merah Putih, dan Semen Pan Asia. Tiga pabrik tersebut berkapasitas 7,7 juta ton, sehingga menambah kapasitas produksi semen nasional menjadi 78 juta ton per tahun. 

"Pada 2016, kapasitas meningkat menjadi sekitar 90 juta ton. Sedangkan permintaannya kalau sekarang 65 juta ton, naik menjadi 71 juta ton-72 juta ton. Jadi ada kelebihan kapasitas lebih dari 15 juta ton," katanya. 

Widodo menambahkan asosiasi juga membidik pasar ekspor untuk memasarkan semen produksi nasional. Negara tujuan ekspor semen asal Indonesia antara lain Australia, Papua Nugini, Timor Leste, Timur Tengah, Afrika, Bangladesh, Srilanka, dan Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini