Penyaluran Kredit di Banten Tertumpu pada Industri Pengolahan

Bisnis.com,16 Okt 2015, 16:37 WIB
Penulis: Dini Hariyanti
Ilustrasi industri

Bisnis.com, TANGERANG--Perlambatan pertumbuhan kredit ke industri pengolahan membuat kumulatif penyaluran kredit korporasi sedikit melemah ke level 13,01% (y-o-y)dari 13,3% (yoy) pada triwulan pertama.

Walaupun demikian Kepala Bank Indonesia Provinsi Banten Budiharto Setyawan memastikan sepanjang tahun ini industri pengolahan tetap jadi andalan. Kumulatif selama setahun diperkirakan porsi kredit ke sektor ini sebesar 35%.

Bisnis di sektor ini diyakini mampu bertahan kendati terhambat dengan adiksi impor bahan baku. “Penguatan rupiah jadi momentum industri yang bahan bakunya impor [karena harga lebih murah]. Bisa dimanfaatkan penuhi kebutuhan bahan baku,” tuturnya kepada Bisnis, Jumat (16/10/2015).

Realisasi penyaluran kredit sepanjang 2015 banyak dipengaruhikinerja sektor pengolahan nonmigas. Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) BI menyatakan sampai penghujung triwulan II/2015 bidang ini mendominasi lebih dari separuh realisasi penyaluran kredit di Provinsi Banten.

Bank Indonesia Banten mencatat pangsa sektor tersebut mencapai 55,5%. Kendati besar, pertumbuhan kredit ke industri pengolahan melambat menjadi 20,56% dari 21,91% pada triwulan yang sama tahun lalu (year on year /y-o-y).

Ekonom Indef Aviliani berpendapat target BI Banten atas pertumbuhan kredit di atas 12% pada tahun ini sah-sah saja, walau industri pengolahan jadi yang terbesar alami perlambatan pertumbuhan.

Industri pengolahan Banten pada triwulan kedua hanya tumbuh 3,19% (y-o-y) padahal pada triwulan pertama 5,04% (y-o-y). “Tidak ada perusahaan yang mau pakai modal sendiri seluruhnya. Selalu butuh kredit, dan kalau bisnis mereka masih optimal mereka akan investasi dan butuh kredit,” kata dia.

Catatan saja, pangsa terbesar dalam penyaluran kredit korporasi pada triwulan II/2015 selain industri pengolahan ialah sektor perdagangan. Bidang ini porsinya 10,9% diikuti sektor listrik, gas, dan air 9,8%. Sektor utama lain adalah konstruksi dengan pangsa 8,8%, dan real estat sebesar 6,6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini