Bisnis.com, SURABAYA - Pondok pesantren dinilai potensial dikembangkan sebagai pusat pengembangan keuangan syariah yang menyediakan produk serta jasa layanan perbankan, asuransi, maupun jasa keuangan lainnya.
Pakar Keuangan Syariah Yuslam Fauzi mengatakan pondok pesantren dapat mendirikan koperasi atau lembaga keuangan syariah mikro seperti baitul maal wattamwil (BMT) sebagai pusat layanan keuangan untuk para santri serta masyarakat umum di sekitar wilayah pondok.
Menurutnya, BMT ataupun koperasi yang didirikan oleh pesantren berpotensi berkembang jika dikelola secara baik dan transparan. Peluang semakin terbuka ketika regulator merilis aturan mengenai layanan perbankan tanpa kantor, sehingga ponpes dapat berperan sebagai perpanjangan tangan bank dalam mengumpulkan pendanaan maupun menyalurkan pembiayaan.
“Perlu ada standar pelayanan, SOP, teknologi, pembukuan, agar lebih mudah bekerja sama dengan lembaga keuangan yang lebih besar,” ujarnya dalam sebuah sesi diskusi di Indonesia Syariah Economic Festival (ISEF) 2015, Kamis (29/10/2015).
Yuslam mencontohkan praktik awal pengembangan pesantren sebagai pusat keuangan berbasis syariah yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Sidogiri di Pasuruan, Jawa Timur. Ponpes tersebut mendirikan BMT yang kini telah berkembang pesat dan bekerja sama dengan sejumlah bank syariah.
BMT Ponpes Sidogiri telah bermitra dengan bank syariah dalam hal channeling pendanaan dan agen pengiriman uang dari tenaga kerja Indonesia di luar negeri (remittance).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel