Esensi kapitalisme itu adalah ekspansi mengembang membesar. Misalnya di Indonesia ada real estate yang menyediakan 10.000 rumah sementara perkembangan penduduk menunjukkan setiap tahun ada 100.000 sarjana baru diwisuda. Oleh karena itu, terjadi over demand. Inilah akar kenaikan harga menghasilkan capital gain.
Di Korea Selatan, misalnya, penduduknya sudah makmur memiliki apartemen, sehingga kalau dilihat di sana pun mereka mencari cara dalam kondisi semuanya memiliki rumah. Caranya, bisa berkembang merambah ke Vietnam, Kamboja, dan Indonesia.
Mereka orang Korea melihat Jakarta ingat jaman dekade 80-an ketika jumlah apartemen sedikit dan tidak mencukupi jumlahnya. Harganya apartment di Indonesia masih seper-enam harga apartment di Korea selatan.
Jadi kapitalisme itu seperti jamur merambah tetangganya dan meluas menjamur. Demikian orang Singapura dulu membangun ratusan ribu apartemen HDB sekarang penduduknya tidak bertambah lagi sehingga mereka menjamur membangun "Marina Bay" di Pantai Jakarta.
Orang Singapura sudah pengalaman lebih cepat membangun reklamasi pulau buatan seperti Marina Bay sehingga apa yang terjadi pada dekade 90-an reklamasi pulau di Singapura sekarang menjamur di Indonesia.
Siapa pasar pembeli apartemen di Golf Island, di Pluit city dan 50 buah pulau baru hasil reklamasi pulau Jakarta? Semuanya warga negara Indonesia di Belanda, Hong Kong, Bangkok, Shanghai mereka mulai melirik dan tidak mau ketinggalan. Uang hasil bekerja di luar negeri kembali diinvestasikan di Jakarta.
Orang Korea dulu membangun pabrik pemotongan ayam otomatis sekarang sudah terlalu mahal investasi pabrik di Korea sehingga mereka melihat di Indonesia pabrik pemotongan ayam otomatis (tanpa karyawan, semuanya dikerjakan mesin) baru hanya satu. Maka mereka berbondong-bondong membangun pabrik di Cikarang.
Bagaimana sikap pemerintah menghadapi masuknya investasi asing ini? Bagaimana bila suatu saat pabrik dikerjakan mesin otomatis seperti yang di Korea? Itulah pertanyaannya.
Penulis
Goenardjoadi Goenawan
Konsultan dan motivator tentang paradigma baru tentang uang. Penulis 10 buku manajemen, termasuk "Rahasia Kaya, Jangan Cintai Uang", "Money Intelligent: Rahasia Kaya, Mulai Berbisnis" yang baru terbit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel