Bisnis.com, JAKARTA—Dewan Gubernur Bank Sentral Rusia (Bank of Rusia/BOR) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya karena terdapat risiko inflasi yang cukup besar.
Dalam siaran persnya, bank sentral memutuskan suku bunga acuan tetap berada pada posisi 11%. “Keseimbangan antara risiko inflasi dan melambatnya ekonomi tidak berubah,” kata bank sentral, Jumat (30/10/2015).
Keputusan bank sentral itu, sebagaimana dilansir Bloomberg membuat nilai ruble menguat 0,8% menjadi 63,917 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pukul 1.35 sore waktu Moskow.
Berbeda dengan nilai mata uang yang mengalami penguatan, kebijakan bank sentral tersebut membuat harga obligasi pemerintah Rusia melandai. Imbal hasil (yield) surat berharga pemerintah tenor lima tahun naik 3 basis poin (bps) menjadi 10,11%.
Kebijakan bank sentral yang mempertahankan suku bunganya itu telah diprediksi oleh 19 dari 39 analis yang disurvei oleh Bloomberg. Sementara 20 analis lainnya memperkirakan bank sentral akan memangkasnya sebesar 50 bps.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel