Efisiensi Jaringan, Bank Syariah Bisa Berhemat 30%

Bisnis.com,03 Nov 2015, 19:08 WIB
Penulis: Deliana Pradhita Sari
Bank syariah/Ilustrasi-bisnisaceh.com

Bisnis.com, SURABAYA—Sejumlah bank syariah di Surabaya mengklaim mampu menghemat biaya operasional hingga 30%. Hal ini terkait dengan salah satu isi dari Paket Kebijakan Ekonomi V yang menyederhanakan aturan pembukaan jaringan kantor perbankan syariah di Indonesia.

Relaksasi yang diinisiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan itu kini membolehkan jaringan induk perbankan syariah melayani aktivitas penjualan produk-produk keuangan syariah.

Pimpinan Cabang Bank Syariah Bukopin Surabaya Trisna Surjatri mengatakan dengan adanya aturan penyederhaan tersebut pihaknya mampu menghemat biaya operasional hingga 30%. Selama ini dia mengaku pengeluaran kantor cabang untuk membuka jaringan kantor baru dinilai cukup berat.

“Kami sudah siapkan titik-titik sinkronisasi ke bank induk konvensial untuk memasarkan produk kami [syariah]. Langkah ini bisa meminimalisasi bujet pembukaan outlet baru. Penghematannya bisa lebih dari 30%,” katanya kepada Bisnis.com, Selasa (3/11/2015).

Trisna memaparkan, pembukaan outlet Bank Bukopin Syariah di daerah operasional Surabaya bisa mencapai Rp5 miliar per unit. Dengan adanya sinkronisasi tersebut, maka bank syariah bisa menghimpun dana melalui pemasaran produk-produk perbankannya di bank induk Bukopin tanpa membuka outlet baru.

Dia menuturkan efisiensi biaya pembukaan outlet baru dapat dialihkan ke minimalisasi harga produk dan rendahnya tingkat suku bunga.

Di samping itu, dia mengklaim langkah sinkronisasi tersebut dapat mempermudah akses nasabah menjangkau Bank Bukopin Syariah. Pasalnya, sejak beroperasi di Surabaya pada 2004 lalu, perseroan masih dalam taraf mengembangkan jumlah nasabah sekaligus penyaluran pembiayaan.

Adapun jumlah nasabah Bank Bukopin Syariah Surabaya berjumlah 25.000 orang dengan target penambahan sekitar 5.000 nasabah per tahunnya.

Sejak kebijakan itu didengungkan pada awal Oktober, perseroan telah melirik beberapa titik induk bank konvensional untuk dijadikan kantor cabang. Mereka antara lain berlokasi di Bank Bukopin Kantor Pusat Perak, Bank Bukopin Rungkut Manyar, Bank Bukopin Kebon Bibit dan Bank Bukopin Panglima Sudirman.

“Tahun depan kami akan masuk ke lokasi induk lain seperti Bank Bukopin ITC, Bank Bukopin Dolog, Bank Bukopin Darmo dan Bank Bukopin MERR,” terangnya.

Regional CEO PT Bank Syariah Mandiri (BSM) Edhi Rosman menuturkan kebijakan OJK yang tertuang dalam paket kebijakan ekonomi jilid V berpotensi menghimpun dana pihak ketiga rata-rata 10% setiap bulannya. Adapun target pasar yang dijaring adalah nasabah Bank Mandiri yang belum memiliki akun bank syariah. BSM mencatat DPK per September mencapai Rp4,45 triliun, tumbuh Rp100 miliar dari bulan sebelumnya.

“Sinkronisasi ini perlu waktu yaa. Tapi target kami ke depan pasti akan ke sana karena akan jauh lebih menghemat pengeluaran,” katanya.

Edhi menjelaskan anggaran investasi pembukaan kantor cabang pembantu (KCP) BSM mencapai Rp15 miliar per unit. Investasi tersebut terdiri dari renovasi bangunan, biaya sewa dan sumber daya manusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini