Multifinance Asal Jepang Serbu Pembiayaan Maritim

Bisnis.com,09 Nov 2015, 06:05 WIB
Penulis: Irene Agustine
Ilustrasi
Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 20 perusahaan pembiayaan patungan asal Jepang berencana masuk ke sektor pembiayaan maritim guna memaksimalkan potensi lini bisnis baru ditengah penurunan penyaluran segmen otomotif dan alat berat.
 
Efrinal Sinaga, Sekjen Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengatakan empat perusahaan joint venture asal Jepang telah sepakat bergabung dalam anggota konsorsium sedangkan 16 lainnya masih menunggu keputusan internal dari pemegang saham mayoritas.
 
“Beberapa dari mereka, internal di sini [perusahaan di Indonesia] sudah setuju, namun menunggu approval dari pusatnya di Jepang. Soalnya, mereka tidak bisa membiayai lini bisnis baru tanpa persetujuan,” katanya, belum lama ini.
 
Totalnya, Efrinal mengatakan sebanyak 25 perusahaan pembiayaan melakukan penjajakan diluar jumlah anggota konsorsium saat ini. Dari jumlah itu, hanya 5 perusahaan yang berasal dari dalam negeri.
 
Efrinal mengatakan tingginya minat perusahaan Jepang di sektor maritim karena ingin menerapkan keberlanjutan bisnis setelah segmen otomotif dan alat berat, yang diketahui menjadi expertise perusahaan asal Jepang, tertekan sepanjang tahun ini.
 
Selain itu, dia mengatakan Jepang memiliki sektor maritim yang maju, sehingga penyaluran pembiayaan dan risiko pembiayaan bermasalah dinilai akan lebih sigap ditangani perusahaan negeri Sakura itu.
 
“Memang, konsorsium juga menerapkan mitigasi risiko, mulai dari checking nelayan sampai adanya penjaminan dan asuransi sehingga bisa untuk memantain risiko pembiayaan bermasalah,” ujarnya.
 
Efrinal memperkirakan proses internal perusahaan masing-masing bisa selesai pada awal tahun depan. Dengan penambahan jumlah pemain, dia mengatakan target pembiayaan tahun depan bisa mencapai Rp5 triliun atau lima kali lipat dari potensi saat ini.
 
Pada Agustus lalu, sebanyak 12 perusahaan pembiayaan telah memulai pembentukan konsorsium pembiayaan maritim dengan potensi pembiayaan mencapai Rp1 triliun.
 
Sampai 30 Oktober 2015, Efrinal mengatakan pihaknya sedang memproses aplikasi pembiayaan senilai Rp450 miliar. Dari jumlah itu, pembiayaan yang sudah masuk tahap signing mencapai Rp252 miliar.
 
“Kalau melihat saat ini sudah tinggal satu bulan lagi, dari potensi Rp1 triliun kami perkirakan yang bisa signing sampai akhir tahun baru Rp500 miliar, dan akan dikejar tahun depan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini