Bisnis.com, BALIKPAPAN—PT Pegadian (Persero) Kantor Wilayah Balikpapan telah mencapai target perolehan outstanding loan seluruh produk sebanyak Rp525 miliar atau setara 94% dari target yang ditetapkan sebesar Rp581 miliar.
Deputi Pemimpin PT Pegadaian Kanwil Balikpapan Firman Alghazali mengatakan sebelumnya target nilai simpanan sekaligus outstanding loan kantor wilayah yang dipimpinnya dipatok mencapai Rp610 miliar.
“Tapi ternyata laju pertumbuhan ekonomi daerah tahun ini benar-benar di luar dugaan kami, jadi akhirnya target dievaluasi kembali dan direvisi menjadi Rp581 miliar sampai dengan akhir tahun ini,” tuturnya, Senin (9/11/2015).
Firman mengatakan berdasarkan masing-masing target tiap produk, produk yang hampir mencapai target outstanding loan yang ditetapkan adalah produk gadai yang terdiri dari gadai emas, kendaraan roda empat dan roda dua, dan juga barang elektronik.
Produk gadai, lanjutnya, merupakan produk backbone bisnis Pegadaian. 92% barang yang digadaikan oleh nasabah Pegadaian adalah emas, dan sisanya adalah kendaraan bermotor dan barang elektronik. Saat ini target produk Gadai telah mencapai 92,4%.
Adapun produk lain dengan realisasi mendekati target adalah Kreasi atau kredit untuk sektor UMKM melalui sistem fidusia, yang mencapai 75,7%. Diikuti oleh produk Amanah atau kredit syariah untuk mencicil kendaraan, yang mencapai 63%.
Produk Mulia yang merupakan produk investasi emas dengan metode angsuran, realisasinya masih sebesar 57,9% dari target. Sementara produk Pegadaian yang telah berhasil melampaui target yang ditetapkan adalah Krasida, yakni kredit untuk sektor UMKM melalui sistem gadai, dengan persentase realisasi mencapai 107,5%.
Dia mengatakan meskipun realisasi penyaluran kredit untuk sektor UMKM terbilang baik, tingkat non performing loan pada produk tersebut masih dalam taraf aman, yakni 0,69% dengan nominal kredit macet mencapai Rp101 juta.
“Kredit macet yang kami maksud di sini adalah yang angsurannya benar-benar sudah macet selama enam bulan, dan total jumlahnya mencapai Rp101 juta,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Firman berpendapat lambatnya realisasi target pada Mulia sedikit dipengaruhi oleh kehadiran produk investasi emas terbaru, yakni Tabungan Emas. Pada Oktober, pertumbuhan realisasi outstanding loan pada produk Mulia mengalami penurunan sebesar 0,31%.
Untuk mengejar target realisasi pada masing-masing produk, Firman mengaku telah menyusun strategi yang berbeda-beda. Untuk produk Mulia yang realisasinya tertinggal cukup dari produk lainnya, dia akan melakukan sosialisasi ke komunitas-komunitas.
“Biasanya komunitas itu punya kegiatan rutin arisan, ini yang akan kami coba sasar agar bisa dialihkan menjadi arisan emas. Untuk produk Amanah, kami perketat kerja sama dengan agen tunggal pemilik merk. Sementara untuk kredit UMKM, kami akan lakukan grebek pasar dan pertokoan,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel